Peringati Hari Jadi di Masa Covid-19, Ini yang Dilakukan Semen Baturaja untuk Bertahan

Tangkapan layar YouTube Direktur Utama SMBR Jobi Triananda Hasjim (tengah)/Iconomics
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) mendapat pukulan dari ombak besar di masa wabah Covid-19 ini. Karena itu, dalam memperingati hari jadinya ke-46, badan usaha milik negara (BUMN) ini berupaya bertahan untuk terus melaju di tengah wabah Covid-19.
“Kita lakukan efisiensi, kerja efektif dan menekan biaya produksi. Ini strategi kita untuk bertahan. Dengan mengikat pinggang diharapkan dengan beban yang lebih ringan, perseroan bisa berlari lebih kencang tahun depan,” kata Direktur Utama SMBR Jobi Triananda Hasjim dalam sebuah diskusi, Jumat (13/11).
Jobi mengatakan, keberadaan Semen Baturaja sebenarnya menjadi sarana untuk mewujudkan mimpi-mimpi pembangunan kota-kota yang berada di Pulau Sumatra. Lewat semen yang diproduksi Semen Baturaja, pembangunan kota Palembang, Jambi dan Lampung menjadi kenyataan.
Tantangan pabrik Semen Baturaja hari ini, kata Jobi, adalah persaingan industrinya menjadi lebih ketat. Itu sebabnya, Semen Baturaja terus berbenah memperbaiki yang masih menjadi hambatan perseroan untuk maju.
“Bisnis semen sangat ketat karena kelebihan produksinya lebih dari 30% sehingga menuntut persaingan ketat antar-pabrik semen. Ini tantangan. Tahun 80-an, orang mengantre beli semen, kini kita yang meraih konsumen,” kata Jobi.
Di era digital saat ini, kata Jobi, Semen Baturaja berupaya meraih konsumennya lewat tidak lagi dengan cara konvensional. Digitalisasi merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk meraih konsumen. Juga sebagai sarana untuk memperkenalkan perusahaan kepada kalangan milenial.
Di masa Covid-19 ini, kata Jobi, Semen Baturaja ini ibarat kapal besar yang sedang berlayar di samudera dengan ombak yang demikian keras. Dengan demikian, manajemen melihat kapal tersebut harus bisa bertahan mengarungi dan menghadapi terjangan ombak tersebut.
“Semester I (2020) merupakan pukulan telak bagi kami. Kita memang tidak sendiri, semua industri terpukul. Itu sebabnya, kami kencangkan ikat pinggang, turunkan biaya produksi. Dengan begitu, diharapkan kami lincah berlayar dan berkompetisi tahun depan,” kata Jobi.
Leave a reply
