
Fitch Ratings Berkomentar, WIKA Optimistis Bisnis Tumbuh Positif di Semester II

Sodetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur/Dok. WIKA
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk merespons positif pernyataan dari Fitch Ratings mengenai proyeksi bisnis pada sejumlah perusahaan kontraktor pemerintah, termasuk salah satunya Wijaya Karya (WIKA). Fitch Ratings menyatakan sebagian perusahaan kontraktor yang terkait dengan pemerintah di Indonesia memiliki posisi yang lebih baik daripada pertengahan tahun 2020 untuk memanfaatkan pemulihan ekonomi seiring meredanya pandemi Covid-19.
Fitch menyebut kontrak baru empat besar kontraktor terkait pemerintah meningkat 18% yoy pada semester I tahun 2021. Fitch juga menyebut Wijaya Karya membukukan kontrak baru sebesar Rp10,5 triliun pada semester I tahun 2021, lebih dari tiga kali lipat dari jumlah tahun sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya mengatakan WIKA menyambut baik dan juga meyakini proyeksi yang disampaikan oleh Fitch tersebut. Menurutnya, semakin komprehensifnya penangananan pandemi yang dilakukan Pemerintah sehingga cukup mampu keluar dari second wave Covid-19 dan mendorong vaksinasi yang cakupannya meluas, berdampak pada mulai bergairahnya pasar konstruksi di Tanah Air.
Ia mengatakan pada semester pertama, kontrak baru yang diperoleh WIKA mencapai Rp10,5 triliun dan dalam paruh kedua ini, Perseroan masih mengikuti beberapa tender dengan target perolehan Rp25 triliun yang artinya 2-2.5 kali lebih besar dibandingkan periode sebelumnya.
“Bilamana kondisi ke depan semakin kondusif, tender bisa segera di-release dan bisa diperoleh maksimal Oktober. Perseroan optimistis dapat mencapai target kontrak baru paska review pada kisaran Rp35 triliun. Namun bilamana ekpektasi tender mengalami pergeseran waktu (implementasi setelah Oktober), Perseroan tetap merespons baik karena dapat menjadi modal yang baik sebagai order book untuk diproduksi tahun 2022 mendatang,” kata Mahendra dalam keterangan tertulis.
Adapun untuk potensi pasar konstruksi luar negeri, Mahendra mengungkapkan harus melihat dan menyikapinya secara selektif dan hati-hati. Menurutnya, fenomena second wave Covid-19 yang saat ini terjadi di negera-negara tetangga dan bentuk penangannya akan menjadi parameter tingkat kondusivitas suatu negara, aktivitas perekonomian, termasuk pasar konstruksinya.