Ini Tantangan Digitalisasi UMKM Versi Kementerian Koperasi dan UKM

Ilustrasi digitalisasi UMKM/Beritasatu.com
Iconomics - Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019 menyebutkan dari 60 juta pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang umumnya berada di Pulau Jawa hanya sekitar 11% lebih yang terkoneksi dengan internet. Sementara sekitar 88% masih belum menggunakan internet untuk memajukan usahanya.
“Alasan yang 11% menggunakan internet untuk memasarkan atau memprmosikan produk mereka. Ada juga untuk pembelian bahan baku dan sekitar 9% untuk meminjam ke fintech,” kata Asisten Deputi Pendampingan Usaha Deputi Restrukturisasi Usaha Kemenkop UKM Fitri Rinaldi dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (27/1).
Menurut Rinaldi, dari jumlah UMKM itu, sebarannya mayoritas ada di Pulau Jawa. Dan sekitar 20% hingga 25% berada di pedesaan. Karena itu, kata Rinaldi, informasi ini penting untuk menjawab tantangan digitalisasi UMKM di masa mendatang.
Selanjutnya, kata Rinaldi, jaringan pelaku UMKMdi Indonesia juga masih bersifat lokal, masih dalam satu kabupaten/kota. Kemudian, dari sisi usaha UMKM menghadapi setidaknya 2 masalah yakni permodalan dan pemasaran.
“Pada 2021, kita menjalin kemitraan dengan beberapa pemangku kepentingan untuk mengembangkan usaha pelaku UMKM kita,” ujar Rinaldi.
Di masa pandemi Covid-19, kata Rinaldi, sejumlah negara mmembuat berbagai inovasi dalam kebijakan untuk mendorong UMKM-nya. Salah satunya mendorong UMKM untuk memanfaatkan teknologi digital di masa pandemi.
Sementara di Indonesia, kata Rinaldi, dengan segala kebijakan pembatasan untuk mencegah penyebaran Covid-19, pelaku UMKM berusaha berinovasi dengan berbagai sarana dan keterbataan yang mereka miliki. Karena itu, angka pelaku UMKM yang menggunakan teknologi digital di masa Covid-19 meningkat menjadi 16%.
“Sekitar 42% UMKM gunakan media sosial promosikan produknya untuk bertahan di masa pandemi. Lalu, 40% UMKM beralih usaha yang disesuaikan dengan masa pandemi. Sementara yang dilakukan Kemenkop UKM yaitu meningkatkan SDM, memperbaiki proses bisnis, perluasan akses pasar dan menyediakan influencer,” kata Rinaldi.