Negosiasi Dagang AS dan Tiongkok Positif, Harga Minyak Naik
Kemajuan negosiasi dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) memicu kenaikan harga minyak dunia pada Senin (28/10). Akan tetapi, kenaikannya tidak terlalu tinggi karena data industri Tiongkok menunjukkan pelambatan.
Minyak mentah Brent, misalnya, naik 26 sen atau 0,4% menjadi US$ 62,28 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 20 sen, atau 0,3% menjadi US$ 56,86 per barel. Namun, di awal pembukaan pasar keduanya jatuh sekitar 0,5%.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan, pihaknya berharap bisa lebih cepat menandatangani bagian penting dari kesepakatan perdagangan dengan Tiongkok. Trump menyebut kesepakatan awal itu baru fase pertama, dan bagian yang penting dari seluruh kesepakatan.
Kabar ini menjadi hal positif terhadap investor yang mengalami ketidakpastian akibat perang dagang berkepanjangan antara AS dan Tiongkok. Pengamat menilai, perjanjian AS dan Tiongkok akan mendorong peningkatan permintaan minyak global.
Pengamat dari ING Warren Patterson mengatakan, jika negosiasi perdagangan antara AS dan Tiongkok semakin positif, maka itu akan meningkatkan sentiment terhadap permintaan minyak global. Keuntungan perusahaan-perusahaan industri Tiongkok mengalami penurunan untuk dua bulan terakhir.
Penurunan itu merupakan dampak dari perekonomian yang melambat dan perang dagang antara AS dan Tiongkok yang berlarut-larut.
OPEC dan negara-negara produsen minyak lainnya sepakat untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari sejak Januari lalu. Kesepakata ini berlaku hingga Maret 2020. OPEC dan negara-negara produsen minyak sepakat bertemu pada 5 hingga 6 Desember nanti untuk mengevaluasi kesepakatan tersebut.