Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) Pecah Nilai Nominal Saham agar Keluar dari Papan Pemantauan Khusus

0
99

Emiten perhotelan dan properti PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) akan melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) agar bisa keluar dari kelompok emiten dalam ‘Papan Pemantauan Khusus’ di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pemecahan nilai saham  dengan rasio 1:2 sudah mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) pada Kamis (6/6), serta sebelumnya juga sudah mendapatkan persetujuan prinsip dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 April 2024.

Direktur PT Pudjiadi Prestige Tbk, Toto Sasetyo Dwi Budi Listiyanto menjelaskan pemecahan nilai saham ini dilakukan untuk memenuhi ketentuan jumlah saham free float sesuai dengan Ketentuan V.1. dari Peraturan BEI  No. I-A.

Menurut ketentuan tersebut, perushaaan tercatat minimal memiliki 300 Single Investor Identification (SID) atau investor dan jumlah saham free float  minimal 50 juta saham dan 7,5% dari jumlah saham tercatat.

Toto mengatakan, PT Pudjiadi Prestige Tbk sudah memenuhi syarat untuk jumlah investor karena jumlah SID Perseroan sebanyak 1.200 SID. Demikian juga ketentuan free float 7,5% sudah terpenuhi.

“Syarat yang belum terpenuhi satu, yaitu 50 juta lembar free float di bursa. Sementara kita free float di bursa baru 30 juta. Makanya tadi RUPS Luar Biasa hari ini kita mengajukan stock split 1:2. Harapannya yang 30 juta itu menjadi 60 juta, sehingga kita memenuhi tiga syarat,” ujarnya dalam papran publik setelah RUPS dan RUPS-LB di Hotel Jayakarta, Jakarta Barat, Kamis (6/6).

Baca Juga :   PHRI Apresiasi DPR Gunakan Hotel untuk Isolasi Pasien Covid-19

Stock split atau pemecahan nilai nominal saham ini rencananya terwujud pada 4 Juli 2024. Karena itu, Toto mengatakan, saham Perseroan diharapkan keluar dari Papan Pemantauan Khusus setelah aksi korporasi itu terlaksana.

Ambil Laba Ditahan untuk Menambal Dividen

Pada Rapat Umum Pemegan Saham Tahunan (RUPST) juga diputuskan pembagian dividen senilai Rp10 per saham atau totalnya Rp3.295.600.000.

Nilai dividen tersebut melampaui perolehan laba bersih tahun buku 2023 yang hanya Rp367 juta.

Untuk menambal dividen, Toto mengatakan, RUPST memutuskan mengabil dari laba ditahan atau Retained Earning (RE) yang belum dibagikan. 

“Kita punya Retained Earning atau saldo laba yang belum ditentukan penggunaanya itu Rp374 miliar per tahun buku 2023. Nanti akan diambil kurang lebih Rp2.920.000.000 untuk dibagikan dividen 2023,” ujarnya.

Dividen tahun buku 2023 itu nanti dibagi pada 27 Juni, tambah Toto.

Bidik Pertumbuhan Pendapatan Rp19,45% pada 2024

Tahun 2023, pemilik hotel dengan brand Jayakarta dan Marbella ini membukukan pendapatan sebesar Rp37,63 miliar, turun signifikan sebesar 92% dari Rp471,45 miliar pada 2022.

Baca Juga :   Pemangku Kepentingan Diminta Berkolaborasi Majukan Sektor Pariwisata dan Hotel

Toto menjelaskan, perbedaan signifikan antara pendapatan tahun 2023 dan 2022 terjadi karena pada 2022 Peseroan menjual properti senilai Rp425 miliar di wilayah Senopati, Jakarta Selatan.

“Kebetulan di 2023 kita belum mengakui penjualan properti karena sekarang ini menurut  PSAK dan Peraturan Bursa, pengakuan penjualan properti itu setelah transfer of title itu selesai sama sudah lunas,” ujarnya.

Tahun 2024 ini, Perseroan membidik pendapatan sebesar Rp44,95 miliar atau tumbuh sekitar 19,45% dibanding pendapatan tahun lalu. Pertumbuhan pendapatan ini antara lain bersumber dari penjualan rumah dari proyek Villa Houston di Kota Serang, Banten.

Tahun ini, PT Pudjiadi Prestige Tbk mulai memasarkan properti mewah di Villa Houston tersebut. Dijual dengan harga mulai dari Rp1,5 miliar, Perseroan sudah membangun 24 unit rumah di atas tanah seluas 3,5 hektar.

“Kita proyeksikan akan terjual habis di 2025,” ujar Veriko Sasetya, Seir Manager & Head of Admin Perseroan.

Perseroan juga akan mengembangkan proyek Houston Residance yang berlokasi dekat Villa Houston. Memiliki luas lahan empat hektar, Perseroan berencana membangun sekitar 150 unit rumah seharga Rp700 juta hingga Rp1 miliar. Saat ini, Perseroan sedang membuat desainnya.

Baca Juga :   Cibinong City Mall Ekspansi Membangun Mal dan Hotel

Tahun ini, Perseroan juga akan memperbaiki pengelolaan Hotel Marbella yang ada di Anyer. 

“Kita akan perbaiki pelan-pelan supaya ikon Marbella di Anyer itu bangkit kembali seperti dulu.  Dulu Marbella itu sempat mendapatkan income Rp60 miliar, sekarang ini kita cuma dapat sekitar Rp15 miliar hingga  Rp18 miliar,” ujar Toto.

Michael D.Pudjiadi, Senior Regional Property Manager, mengatakan, dalam beberapa tahun ke depan, Perseroan juga akan membangun luxury resorts di Ubud, Bali.

“Di Ubud kita sudah memiliki tanah dan itu kelanjutannya sudah mencari beberapa partner. Semoga sebentar lagi akan deal,” ujar Michael.

Toto menambahkan, luas tanah untuk luxury resorts itu lima hektar. Tanah tersebut diperkirakan senilai Rp80 miliar saat ini. Investor yang akan menjadi mitra diharapkan akan berkontribusi Rp100 miliar untuk pembangunan luxury resorts terebut.

“Jadi Rp180 miliar kurang lebih capex yang akan kita keluarkan di Bali untuk membuat vila di daerah Ubud,” ujar Toto.

Leave a reply

Iconomics