Sukuk Ijarah Pos Indonesia Resmi Tercatat di BEI, Dananya untuk Pengembangan Bisnis Logistik

0
31

Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Pos Indonesia Tahap I Tahun 2024 milik PT Pos Indonesia (Persero) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia [BEI], Jumat (10/1).

Ini merupakan kali kedua Pos Indonesia menerbitkan surat utang, setelah sebelumnya dilakukan pada Desember 2022.

Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Faizal Rochmat Djoemadi mengatakan, seperti obligasi yang diterbitkan pada 2022, Sukuk Ijarah ini, juga mendapat sambutan positif dari pasar.

“Setelah Fitch Rating Indonesia memberikan predikat A kepada Pos Indonesia pada 2024, maka kami kemudian melakukan penawaran awal Sukuk Ijarah I ini senilai Rp1 triliun dan ternyata mendapatkan respons positif dari para investor sehingga demand-nya mencapai sekitar Rp1,6 triliun. Jadi, 60% lebih tinggi dari penawaran. Hal ini memperlihatkan tingkat kepercayaan investor dan masyarakat semakin tinggi dan Sukuk Ijarah ini diminati,” ujar Faizal saat seremoni pencatatan perdana Sukuk Ijarah tersebut di Main Hall BEI.

Ia mengatakan, berbagai inisiatif dilakukan Pos Indonesia untuk bertransformasi. Transformasi terbesar yang dilakukan Pos Indonesia adalah menetapkan perusahaan ini sebagai BUMN logistik. Karena itu, sejak 2021, manajemen terus melakukan berbagai perubahan dan inovasi untuk menjadi BUMN logistik.

Baca Juga :   Kolaborasi Gojek dan Pos Indonesia Kirim Paket Sembako Pemerintah

Saat ini, kata dia, terdapat 73 anak dan cucu BUMN yang bergerak di bidang logistik.

“Inilah tugas yang menantang bagi Pos Indonesia, mengintegrasikan serta mensinergikan seluruh anak cucu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang logistik untuk nantinya menjadi satu kluster logistik. Kebetulan Pos Indonesia ditunjuk sebagai ketua PMO [Project Management Office] dalam sinergi dan integrasi BUMN logistik ini,” ujarnya.

Transformasi Pos Indonesia ini, kata dia, membuahkan hasil, yang terlihat dari pendapatan, EBIDA dan laba bersih Pos Indonesia yang tumbuh double digit pada 2022 dan 2023.

“Ini memberikan keyakinan kepada kami bahwa visi menuju BUMN logistik ini adalah  visi yang membuat perusahaan ini turn around, kembali kapal berlayar dengan kecepatan penuh dan sehat,” ujarnya.

Saat ini, Pos Indonesia memiliki empat portofolio bisnis yaitu logistik sebagai kontributor terbesar. Kemudian, jasa kurir ekspres, layanan keuangan dan properti.

Khusus logistik, Faizal mengatakan, industri ini tumbuh terus. Saat ini, secara nasional nilai pasar logistik mencapai lebih dari Rp4.000 triliun yang merupakan nilai pengeluaran untuk logistik dari pemerintah, perusahaan BUMN dan swasta.

Baca Juga :   Obligasi dan Sukuk Pegadaian Pertahankan Peringkat idAAA dari Pefindo

Khusus BUMN, ia mengungkapkan, pengeluaran untuk logistik mencapai Rp170 triliun, terutama untuk sektor pertambangan, semen, pupuk dan pertanian.

“Oleh sebab itu, dengan tumbuhnya sektor logistik, seiring dengan pertumbuhan konsumsi, maka Pos Indonesia optimis bahwa visi menuju BUMN logistik ini adalah  visi yang benar,” ujarnya.

“Oleh sebab itu, kami membutuhkan investasi baru. Tentu saja membutuhkan modal baru, modal kerja baru untuk mendukung visi ini. Oleh sebab itu, maka pada hari ini untuk mendukung  visi itu kita memerlukan financing di Sukuk Ijarah ini,” ujar Faizal.

BEI mengapresiasi langkah Pos Indonesia menerbitkan Sukuk Ijarah. Jeffrey Hendrik, Direktur BEI, mengatakan, Pos Indonesia merupakan perusahaan pertama pada 2025 ini yang menerbitkan Sukuk Ijarah, sekaligus menjadi emiten ke-58 di BEI menerbitkan instrumen tersebut.

“Pencapaian pencatatan perdana Sukuk Ijarah Berkelanjutan Pos Indonesia Tahap I ini tentu sangat kami apresiasi  dan kami yakini ini menjadi langkah berikutnya bagi PT Pos Indonesia (Persero) untuk menjadi besar lagi,” ujar Jeffrey.

Jeffrey mengungkapkan, pasar sukuk korporasi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dengan pertumbuhan 53,3% selama tiga tahun terakhir dengan nilai akumulasi mencapai Rp114,6 triliun dengan 132 emisi sukuk yang tercatat di BEI.

Leave a reply

Iconomics