Bali akan Bangun Transportasi Massal Berbasis Kereta, Pemprov Bali Sedang Berburu Investor
Bali sedang menggulirkan rencana proyek transportasi massal berbasis kereta. Bali sedang mencari investor untuk mendukung terwujudnya proyek ini. Konsorsium PT. Bumi Indah Prima menunjukkan keseriusannya menggarap proyek pengembangan dan pembangunan koridor transportasi massal berbasis kereta di Bali (Bali Urban Rail and Associated Facilities). Perusahaan ini telah menyerahkan dokumen kualifikasi kepada PT. Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) selaku pihak yang diberi kewenangan dalam pengembangan Bali Urban Rail and Associated Facilities.
Pj. Gubernur Bali S. M. Mahendra Jaya menyebut kegiatan ini sebagai tonggak baru pembangunan infrastruktur transportasi di Bali. Pasalnya, penyampaian minat investasi yang dirangkai dengan penyerahan dokumen kualifikasi menunjukkan kejelasan progres pembangunan dan pengembangan koridor pariwisata yang dilengkapi dengan Sistem angkutan umum massal berbasis kereta melalui model investasi business to business.
Ia menegaskan keseriusannya dalam mewujudkan proyek infrastruktur yang telah cukup lama diwacanakan ini. Keseriusannya itu diawali dengan mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun 2024 tentang penugasan kepada PT. Jamkrida Bali Mandara untuk melakukan kerjasama dalam pengembangan, pembiayaan, dan penyelenggaraan sistem angkutan umum berbasis kereta. Pergub ini memberi amanat pada PT. Jamkrida Bali Mandara untuk membangun kerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah lainnya yaitu PT. SBDJ yang merupakan anak perusahaan PT. Bali Kerthi Development Fund.
“Pergub ini menjadi dasar hukum yang kuat bagi SBDJ untuk mewakili kepentingan pemerintah daerah dalam pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis kereta di Daerah Bali,” katanya dalam keterangannya kepada wartawan.
Regulasi ini juga membuktikan komitmen Pemprov Bali dalam menjaga transparansi dan tata kelola yang baik dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam setiap tahapan pembangunan.
Menindaklanjuti Pergub Nomor 9 Tahun 2024, SBDJ bergerak cepat dengan melakukan lelang investasi melalui proses kualifikasi (Request for Qualification). Proses ini bertujuan untuk mencari mitra investor global yang tepat untuk pengerjaan proyek. Mahendra Jaya menilai penyerahan dokumen kualifikasi oleh Konsorsium PT. BIP menjadi bukti ketertarikan dan antusiasme investor besar terhadap proyek ini. Menurut dia, antusiasme ini menjadi indikasi positif terhadap prospek investasi di sektor infrastruktur Bali.
Pj. Gubernur juga menyinggung tentang urgensi pembangunan sarana transportasi massal berbasis kereta bagi Daerah Bali. Hal ini tak terlepas dari pesatnya perkembangan sektor pariwisata yang berimbas pada kondisi lalu lintas dari dan menuju destinasi wisata favorit.
Belakangan ini, sejumlah akses menuju objek wisata seperti Kuta, Seminyak, Canggu, Sanur dan Ubud hampir sepanjang waktu mengalami kemacetan. Kondisi ini perlu disikapi karena sebagai destinasi wisata dunia, Bali memerlukan sistem transportasi moderen yang aman, nyaman, ramah lingkungan dan dapat menjamin ketepatan waktu tempuh.
Terkendala keterbatasan fiskal daerah, maka muncul gagasan untuk melibatkan pihak swasta berinvestasi di Bali, khususnya dalam pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis kereta. Pengembangan ini tidak hanya bertujuan mengatasi kemacetan, tetapi juga meningkatkan daya saing Bali sebagai destinasi wisata unggulan dunia melalui revitalisasi dan pengembangan koridor pariwisata Bali yang keberlanjutan.
Mahendra Jaya menekankan beberapa hal yang wajib diperhatikan dalam penggarapan proyek ini. “Tetap jaga kelestarian alam dan nilai-nilai kearifan lokal Bali. Gangguan terhadap aktivitas pariwisata dan ekonomi selama pengerjaan proyek juga mesti diminimalkan,” tambahnya.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI, Bahlil Lahadalia pun berjanji akan memberi dukungan terhadap kelancaran proses pengembangan sarana transportasi berbasis kereta di Pulau Dewata.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI Suharso Monoarfa senada memberikan dukungan untuk rencana proyek ini. Ia berharap proyek ini dapat segera terwujud dan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mencari solusi terkait persoalan di bidang pelayanan publik, khususnya transportasi.
“Yang dilakukan Bali ini adalah pendekatan baru tanpa membebani fiskal pusat maupun daerah. Pendekatan yang dilakukan adalah membuka peluang investasi yang hasilnya bisa dinikmati masyarakat, khususnya wisatawan yang berkunjung ke Bali,” katanya.
Dalam pengembangannya, Manoarfa mengingatkan agar proyek ini tak merusak alam dan budaya Bali. “Alam dan budaya Bali harus tetap dijaga. Karena memanfaatkan ruang bawah tanah, Perdanya harus segera disiapkan. Saya yakin Pak Pj. Gubernur sudah paham soal itu,” tambahnya.
Sementara itu, Dirut SBDJ, Ari Ashkara menginformasikan bahwa sejauh ini 8 investor global telah menyampaikan minat terhadap proyek pengembangan transportasi massal berbasis kereta di Bali. “Seluruhnya berbentuk konsorsium, tiga dari kawasan Eropa, dua dari China, dua dari Indonesia yang berkolaborasi dengan perusahan asing, satu lagi dari Malaysia,” paparnya.
Selain investor yang baru pada tahap menyampaikan minat, ada satu yang sudah menyerahkan dokumen kualifikasi yaitu Konsorsium PT. BIP.
SBDJ menetapkan batas waktu penyerahan dokumen Request for Qualification (RFQ) dari calon investor hingga 6 Juni 2024. Pengumuman calon investor dengan kualifikasi terpilih akan ditetapkan pada minggu ke-3, bulan Juli 2024. SBDJ menargetkan kick-off join study dan design online bisa dilaksanakan pada bulan September 2024.