Airlangga Hartarto: Hadapi RCEP, Pemerintah Siapkan Roadmap Peningkatan Daya Saing Nasional

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia dapat memanfaatkan peluang Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) jika ekonomi Indonesia kompetitif. Oleh karena itu, pemerintah akan menyiapkan Roadmap Peningkatan Daya Saing Nasional.

Indonesia harus memanfaatkan peluang yang ditawarkan RCEP seperti akses pasar bagi produk ekspor Indonesia yang akan semakin terbuka. Industri nasional pun akan semakin terintegrasi dengan jaringan produksi regional dan semakin terlibat dalam mata rantai regional dan global.

“Tentunya hal tersebut akan menarik investasi asing untuk lebih banyak masuk ke dalam negeri,” kata Menko Perekonomian dalam siaran pers.

Beberapa hal yang tengah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan daya saing Indonesia. Pemerintah tengah fokus pada program diversifikasi ekspor melalui pengembangan industri hilir seperti industri nikel dan bauksit.

Pemerintah juga telah menyiapkan RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja dan RUU Omnibus Law Perpajakan. Substansi kedua Omnibus Law tersebut saling mendukung dan melengkapi.

Pemerintah bertekad untuk mendorong penciptaan SDM yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan industri saat ini yang tengah berada dalam kondisi teknologi digital (digital disruption) dan revolusi industri 4.0. Salah satu program yang tengah didorong adalah Program Kartu Prakerja (KPk) yang merupakan bantuan pelatihan vokasi untuk meningkatkan kompetensi.

Pemerintah juga terus mengupayakan penyelesaian pembangunan infrastruktur beserta kelengkapan sarana dan prasarana melalui perencanaan yang terintegrasi, baik melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) maupun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pemerintah pun mendorong investasi di 5 sektor berorientasi ekspor yaitu makanan dan minuman; tekstil dan pakaian; elektronik; otomotif; dan kimia.

Persiapan-persiapan tersebut memang tidak ada kompromi harus dilakukan oleh pemerintah. Apalagi bila mengingat dampak yang besar dari RCEP. Kerjasama tersebut merupakan kesepakatan trading blockterbesar dunia yang meliputi 33% Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, 29% perdagangan dunia, dan 48% populasi dunia.