4 Sektor BUMN Ini Tetap Bertahan Sejak Pandemi Covid-19 Melanda Indonesia
Anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid menyebut ada 4 sektor dalam badan usaha milik negara (BUMN) mampu bertahan di tengah gempuran pandemi Covid-19. Apalagi keempat sektor itu dinilai melakukan transformasi sesuai dengan perubahan zaman.
Sektor pertama, kata Nusron, terkait dengan perbankan. Sektor ini dinilai berhasil bertransformasi di bawah pengawasan lembaga keuangan seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan kantor akuntan publik (KAP).
“Ini kita lihat di tengah pandemi ini meski dividennya berkurang, tetapi secara tidak langsung masih bertahan dan masih menghasilkan keuntungan di tengah pandemi,” kata Nusron dalam diskusi bertajuk Building Brand Equity Through Corporate Communications yang digelar The Iconomics secara hybrid, Jakarta, Selasa (12/10).
Sektor kedua, kata Nusron, terkait dengan telekomunikasi yang dalam hal ini dipegang oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Perusahaan ini dinilai berhasil bersaing dengan para kompetitor meski sedang dilanda pandemi Covid-19.
“(Telkom) mampu kompetisi tanpa ada proteksi di situ. Ia harus bersaing dengan provider yang lain dan masih kokoh,” ujar Nusron.
Sektor selanjutnya, kata Nusron, terkait dengan industri semen. Sektor ini dinilai memiliki ketahanan yang kuat terutama di masa pandemi Covid-19 dan kondisi pasar yang dinilai kelebihan pasokan.
“Relatif Semen Indonesia masih bisa kokoh menghadapi industri semen dan semen murah dari Tiongkok yang ikut menghantui ancaman-ancaman Semen Indonesia dan masih bisa untung,” ujar Nusron.
Sektor terakhir yang masih bertahan di tengah krisis akibat pandemi Covid-19, menurut Nusron, terkait dengan pelabuhan. Sektor ini dinilai memiliki kemampuan bertahan dengan baik dan mampu bertransformasi sehingga dapat berkontribusi bagi perekonomian nasional.
“Ini sudah relatif masih bertahan di tengah-tengah pandemi ini dan berhasil melakukan transformasi. Lainnya mohon maaf, saya mengatakan dalam posisi tidak pernah melahirkan keutungan dan produk yang bermutu, tetapi selalu membutuhkan biaya. Karena selalu minta tambahan biaya terus,” tutur Nusron.