Pakar Marketing: Soal Pilpres, Ungkapan Meme Lebih Diingat Ketimbang Program dan Visi-Misi
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menyelenggarakan debat khusus untuk calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dari 2 kesempatan debat yang diselenggarakan KPU, para pasangan capres dan cawapres pun sudah menjelaskan visi-misi serta program kerja mereka yang akan dilaksanakan jika terpilih kelak.
Soal itu, pakar marketing dari Managing Partner Inventure Yuswohady menilai, ketiga pasangan capres-cawapres tersebut belum bisa menjelaskan visi-misi, dan program kerja mereka dengan baik sehingga bisa diingat masyarakat. Baik pasangan Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran maupun Ganjar-Mahfud hanya bisa menancapkan diksi dan itu pula yang diingat masyarakat.
“Slepet, gemoy, sat set adalah bentuk dari apa yang dikatakan Richard Dawkins (The Selfish Gene, 1976) sebagai meme. Kenapa 3 diksi tersebut lebih menancap di benak pemilih ketimbang visi, kebijakan, atau program unggulan calon?” tanya Yuswohady dalam keterangannya, Kamis (28/12).
Berdasarkan pengamatannya, kata Yuswohady, pada debat cawapres yang diselenggarakan KPU, Cawapres Nomor Urut 1 Muhaimin Iskandar merangkum seluruh nilai visi-misi dan program kerja ke dalam satu kata: slepet. Sementara, Cawapres Nomor Urut 3 Mahfud MD, cenderung menyampaikan 21 program unggulan yang akan dilaksanakannya jika terpilih kelak.
Melihat kondisi itu, sambung Yuswohady, masyarakat rupanya cenderung lebih mengingat kata slepet ketimbang 21 program unggulan dari Mahfud.
“Otak manusia ogah menangkap dan menyerap informasi yang kompleks, bertele-tele, dan berat. Otak kita lebih suka yg simpel, ringan, dan menghibur. Itu sebabnya slepet lebih powerful, walau mungkin 21 program unggulan lebih grand, substantif dan komprehensif,” ujar Yuswohady lagi.
Selanjutnya, kata Yuswohady, kata gemoy yang digaungkan pasangan nomor urut 2 cenderung lebih diingat daripada visi-misi dan program pasangan Prabowo-Gibran. Ungkapan gemoy lebih mudah disebarkan dan lebih cepat viral, karena merupakan kata yang memiliki makna menyenangkan, emosional, dan menghibur di kalangan milenial serta generasi z.
“Di kalangan milenial/zilenial ungkapan tersebut sudah menjadi bagian dari pengalaman bersama (shared cultural experience), sehingga gampang diterima dan ampuh menggerakkan mereka untuk menyebarkannya (shareable),” ujar Yuswohady.
Sedangkan diksi sat set, menurut Yuswohady, memiliki makna yang mudah dimengerti ketimbang 21 program unggulan yang dibawa pasangan Ganjar-Mahfud. Seperti gemoy, sat set menjadi kata yang sudah dikenal luas dan dimengerti kalangan generasi muda.
Menurut YUswohady, kata sat set memiliki makna yang lebih simpel dan berhubungan dengan kondisi kaum muda saat ini. “Sat set adalah diksi umum yang sudah dikenal luas oleh khalayak dan kontekstual. Ide di balik sat set bisa langsung ditangkap secara instan dan mudah diulang-ulang, sehingga menancap di otak. Ingat, communication is about repetition,” katanya.