Warga Wadas Masih Terbelah, Pemerintah Tetap Lanjutkan Proyek Waduk Bener, Jawa Tengah
Meski warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah masih pro dan kontra terkait tanah lokasi penambangan batu andesit, pemerintah memastikan akan terus melanjutkan pembanguna Bendungan Bener. Apalagi pembangunan bendungan tersebut menjadi salah satu bagian dari proyek strategis nasional (PSN).
Menurut Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD, bendungan tersebut dibangun untuk mengaliri sawah sekitar 15 ribu hektare. Juga berfungsi sebagai pengadaan sumber air baku, sumber listrik, dan mengatasi banjir.
“Jadi bendungan ini pada dasarnya adalah untuk kepentingan rakyat, khususnya masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya. Ini sudah dimulai sejak 2013,” kata Mahfud dalam keterangannya secara virtual beberapa waktu lalu.
Mahfud mengatakan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan berdialog warga Desa Wadas yang masih menolak tanah mereka dijadikan sebagai areal tambang batu andesit. Penolakan sebagian masyarakat itu disebut tidak akan berpengaruh secara hukum.
Dalam rencana pembangunan Waduk Bener dan penambangan, kata Mahfud, tidak ditemukan pelanggaran sebagaimana keputusan kasasi Mahkamah Agung yang menolak gugatan warga. Dengan kata lain, program pemerintah disebut sudah benar dan keputusannya pun sudah berkekuatan hukum tetap.
“Demikian pula instrumen yang disebutkan analisis mengenai dampak lingkungan atau Amdal sudah terpenuhi. Tidak ada masalah di sini atau tidak ada yang dilanggar,” kata Mahfud.
Karena itu, kata Mahfud, pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi dan mempercayakan masalah tersebut. Kepada Ombudsman dipersilakan bila ingin mengecek perkara tersebut.
Dengan mempersilakan pihak-pihak yang ingin membuktikan langsung kondisi di Desa Wadas, kata Mahfud, dapat memperkecil peredaran informasi yang tidak benar di media sosial. Pemerintah memastikan telah mengecek sesuai kejadian konkret bahwa tidak ditemukan korban jiwa dari adanya peristiwa yang tidak kondusif di Desa Wadas pada Senin (7/2) lalu.
“Bahwa di dalam kerumunan seperti itu, mungkin saja terpaksa ada tindakan yang agak tegas itu mungkin tidak bisa dihindarkan. Tapi tidak ada satupun letusan senjata, tidak ada satupun orang menjadi korban. Silakan cek ke kantor polisi, cek ke Desa Wadas, cek ke rumah sakit, silakan,” kata Mahfud.
Menurut Mahfud, pihak yang menyebarkan informasi tidak benar di media sosial, sebagai tindakan sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. “Nah kepada yang suka mem-framing dan membuat video-video seperti drama itu, saya kira supaya menyadari bahwa Polri, BIN, dan BAIS, punya alat untuk tahu bahwa itu semua adalah framing buatan,” katanya.