IPOC Virtual 2020 Usung Tema Industri Kelapa Sawit di Era Ekonomi New Normal

0
507

Tahun 2020 ini merupakan tahun yang sangat istimewa dan penuh dengan tantangan. Pandemi Covid-19 telah merubah gaya hidup dan gaya kerja semua orang di dunia. Pandemi Covid-19 juga mendorong kebiasaan baru hidup bersih dan menjaga jarak. Interaksi sosial secara langsung menjadi sangat terbatas sehingga komunikasi lebih memanfaatkan teknologi digital baik dalam kegiatan bisnis, belajar mengajar maupun kegiatan lainnya.

Menyesuaikan dengan situasi kehidupan normal baru, GAPKI dengan bangga menyelenggarakan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) untuk pertama kalinya secara virtual. IPOC adalah konferensi industri minyak sawit terbesar dunia, yang memberikan informasi perkembangan industri sawit Indonesia dan global terkini serta menganalisis tren harga minyak sawit ke depan.

“16th Indonesian Palm Oil Conference and 2021 Price Outlook akan diselenggarakan pada tanggal 2 – 3 Desember 2020 secara virtual, dengan mengusung tema ‘Palm Oil Industry in the New Normal Economy’,” kata Ketua Panitia Penyelenggara IPOC Mona Surya.

Pandemi Covid-19 telah berdampak kepada ekonomi dan perdagangan secara global. Beberapa negara bahkan telah mengalami resesi ekonomi sehingga perlambatan ekonomi dan pembangunan juga tidak terhindari. Saat ini semua negara sedang berlomba-lomba menyusun strategi untuk memulihkan ekonomi di negaranya masing-masing termasuk Indonesia. Kita juga menyaksikan fluktuasi harga berbagai komoditas dan bahkan harga minyak mentah pun jatuh pada titik terendah.

Baca Juga :   Ekspor Produk Sawit Terbesar Masih ke India, Menyusul ke AS, China dan Malaysia

Industri sawit adalah salah satu industri yang tidak terpengaruh secara signifikan karena perkebunan kelapa sawit rata-rata berada di lokasi terpencil, kegiatan operasional tetap berjalan dengan normal dengan menerapkan protokol kesehatan. Meski demikian kekhawatiran tetap saja terjadi karena daya konsumsi yang menurun akibat perubahan pola hidup dan perlambatan ekonomi yang tentunya mempengaruhi demand secara global. Demand yang menurun dan produksi yang meningkat tentunya hukum ekonomi berlaku yaitu harga menjadi turun/murah. Diperlukan strategi yang tepat untuk menjaga kestabilan harga dan daya saing dalam situasi yang tidak pasti ini. Sehingga tema di atas diangkat secara khusus untuk membahas lebih komprehesif mengenai strategi pemulihan ekonomi di era New Normal.

Konferensi selama dua hari ini juga akan membahas rencana pemulihan ekonomi Indonesia secara makro dengan berbagai kebijakan moneter, fiskal, dan kebijakan pengembangan energi terbarukan. Dunia industri tentunya sangat terpengaruh oleh setiap kebijakan yang dibuat pemerintah, sehingga pemahaman akan kebijakan-kebijakan baru akan membantu dalam menentukan strategi bisnis perusahaan ke depan. Selain itu juga dibahas peluang pasar minyak sawit dunia di beberapa negara tujuan utama ekspor, supply and demand minyak nabati dunia, tren pasar global, dan proyeksi harga minyak sawit untuk tahun berikutnya.

Baca Juga :   Ekspor Minyak Sawit Turun, Devisanya Ikut Turun

IPOC tahun ini rencananya akan dibuka Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI yang sekaligus memberikan Special Keynote Speech. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi RI juga dijadwalkan memberikan Special Address terkait iklim investasi Indononesia pasca pandemi Covid-19.

Sudah menjadi tradisi bagi IPOC menghadirkan pembicara-pembicara ahli senior dunia untuk menguak tren harga, seperti Dorab Mistry (Godrej International Ltd), James Fry (LMC International) dan Thomas Mielke (Oil World).

IPOC merupakan wadah para pelaku bisnis dan pemangku kepentingan (stakeholders), pemilik, CEO dan eksekutif, dan para pengambil kebijakan baik tingkat nasional maupun internasional, untuk bersama-sama membahas isu-isu strategis di seputar industri kelapa sawit dari hulu sampai ke hilir. IPOC juga merupakan media bagi para pelaku usaha untuk memperluas jaringan usahanya baik melalui program sponsorship maupun jaringan komunikasi virtual yang disediakan panitia.

Animo masyarakat baik dari Indonesia maupun luar negeri akan konferensi ini selalu meningkat setiap tahunnya. Tahun lalu penyelenggaraan konferensi ini dihadiri lebih dari 1500 peserta dari 25 negara (di luar tamu undangan khusus dan pengunjung). Tahun ini yang penyelenggaraan pertama dilakukan secara online, kami membatasi maksimum peserta yang akan hadir 1000 peserta yang berasal dari lebih dari 25 negara di dunia. Saat ini kuota tempat duduk telah mencapai hampir 850 peserta, ini menunjukkan animo masyarakat tetap tinggi.

Leave a reply

Iconomics