Perkuat Produksi Pangan, Bulog Paparkan Sebaran Infrastruktur Pasca Panen Gabah dan Jagung
Perum Bulog melakukan pengembangan pengelolaan sebanyak 24 infrastruktur pasca panen yang terdiri dari Modern Rice Milling Plant (MRMP), Rice To Rice (RTR), Unit Pengolahan (UP), dan Corn Drying Center (CDC).
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal menjelaskan bahwa saat ini Bulog telah mendirikan 10 MRMP di Subang, Sragen, Kendal, Karawang, Lampung, Bojonegoro, Jember, Banyuwangi, dan Sumbawa. Ketersediaan MRMP di wilayah sentra produksi beras ditujukan untuk mendukung kegiatan produksi pangan, jasa pengeringan, jasa penggilingan, jasa pengemasan, dan jasa penyimpanan Gabah Kering Giling (GKG).
MRMP ditunjang dengan teknologi berupa dryer dengan kapasitas 120 ton/hari, milling dengan kapasitas 6 ton/jam, dan SILO yang dapat menampung 6.000 ton GKG.
“Pembangunan infrastruktur tersebut merupakan pemanfaatan dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diamanatkan kepada Bulog sejak tahun 2016. Melalui PMN tersebut Bulog ditugaskan untuk memaksimalkan penyerapan serta pengelolaan komiditi pasca panen,” kata Iqbal dalam keterangan resminya.
Selain MRMP, infrastruktur yang tengah dikembangkan Bulog dalam pengelolaan gabah dan beras adalah RTR dan UP. Mesin RTR memiliki kapasitas produksi 6 ton/jam yang berfungsi untuk menjamin mutu dan kualitas beras melalui teknologi berupa mesin pengering serta penggilingan padi yang dilengkapi dengan mesin penyortir warna beras. RTR tersebar di 7 wilayah seperti DKI Jakarta, Indramayu, Sukoharjo, Sidoarjo, Lombok Timur, Makassar, dan Sidrap.
Adapun UP digunakan sebagai sarana pengolahan yang digunakan untuk kegiatan pengolahan, perawatan, pengemasan, dan penyimpanan pangan beras serta turunannya. UP memiliki kapasitas untuk mengeringkan gabah beras menggunakan dryer dengan kapasitas 10-40 ton/hari dan 2-3 ton/jam. UP yang saat ini dimiliki Bulog sebanyak 5 unit yang tersebar di Bantul, Mojolaban, Candirejo, Anabanua, dan Lancirang.
Adapun infrastruktur yang peruntukannya selain gabah dan beras adalah CDC yang dibangun di Bolaang Mongondow dan Dompu. Berbeda dengan MRMP, RTR, dan UP, CDC digunakan untuk melakukan kegiatan produksi jagung termasuk didalamnya kegiatan pembelian bahan baku, perdagangan komoditi, jasa pengeringan, dan jasa pengemasan. CDC memiliki kapasitas dryer 240 ton/day dan penyimpanan yang cukup besar menggunakan SILO yakni sebanyak 9.000 ton.
Awaludin mengatakan bahwa infrastruktur-infrastruktur tersebut dibangun dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku pangan dan memanfaatkan limbah hasil produksi, seperti sekam.