
5 Alasan Amar Bank Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh

Tim ekonom milenial Amar Bank/Dok. Amar
PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) menilai Indonesia akan tetap tumbuh tahun ini. Amar Bank melihat paling tidak ada 5 alasan yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.
Faktor pertama, Economist Millennials Amar Bank Rachel Elizabeth Hosanna mengatakan vaksin Covid-19 menjadi faktor penentu. Faktor ketersedian vaksin akan menentukan langkah dan pola pemulihan. Sebagaimana target pemerintah, vaksinasi kepada sekitar 181,5 juta penduduk Indonesia dilakukan dalam jangka waktu 15 bulan, sejak Januari 2021 hingga Maret 2022. Harapannya, dengan vaksin tersebut tercipta herd immunity dan ekonomi berangsur pulih.
“Kami optimistis perekonomian akan pulih dari resesi dengan tersedianya vaksin Covid-19 yang akan meningkatkan angka kesembuhan dan membantu pemerintah mengendalikan pandemi,” kata Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian dalam siaran pers tertulis.
Kedua, protokol kesehatan untuk ekonomi berkelanjutan. Kegiatan ekonomi memang akan berlanjut dengan penerapan protokol kesehatan dan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM). Namun, ketentuan ini tidak menjadi halangan bagi pelaku ekonomi untuk tidak melakukan aktivitas ekonomi. Setahun lebih, pelaku ekonomi dan masyarakat telah belajar hidup berdampingan dengan Covid-19. Pola kerja baru mulai tercipta dan Covid-19 mendorong pelaku ekonomi dan masyarakat untuk lebih memperhatikan faktor higienis dan keseimbangan lingkungan. Tentu saja, hal ini positif bagi ekonomi berkelanjutan ke depannya.
Ketiga, Rachel mengatakan ekonomi Indonesia bakal rebound ditopang UMKM. UMKM merupakan segmen industri yang tangguh menghadapi pandemi. Industri ini dapat cepat beradaptasi dengan kondisi pandemi dan siap menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Selanjutnya, Rachel mengatakan yang keempat, level confidence yang positif di sektor keuangan. Pada awal tahun 2021, nilai tukar Rupiah terus menunjukkan tren positif disebabkan oleh aliran masuk investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI). Bank Indonesia (BI) akan terus melanjutkan kebijakan yang extra ordinary agar menjaga volatilitas nilai tukar Rupiah di level aman.
Kelima, sentimen positif dari UU Cipta Kerja dan program strategis nasional (PSN). Investasi pada 2021 diperkirakan meningkat karena adanya UU Cipta Kerja dan berlanjutnya PSN termasuk proyek infrastruktur. Adapun anggaran infrastruktur pada APBN 2021 sebesar Rp417.8 T atau meningkat 48,6% yoy dibandingkan anggaran infrastruktur 2020.
Selain faktor-faktor tersebut, Rachel juga menyoroti akselerasi digital di sektor jasa keuangan akibat pandemi Covid-19. “Dengan terus meningkatnya penetrasi internet dan digitalisasi di Indonesia, diperkirakan pada 2021 ini akan terus mendorong industri jasa keuangan untuk melakukan transformasi digital baik dari proses bisnis, distribution channel, maupun sampai dengan struktur kelembagaannya,” kata Rachel.
Vishal menegaskan terus bertransformasi mengikuti perkembangan digitalisasi dan berkomitmen untuk terus berinovasi dalam meningkatkan layanan perbankan digital yang cerdas (intelligent) serta memperkenalkan produk dan layanan baru yang menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia sehingga dapat membantu mengubah hidup mereka menjadi lebih baik.
Leave a reply
