Ada Disparitas Harga, Pertamina Prakirakan Konsumsi LPG 3 Kg Tahun Ini Melebihi Kuota

0
226

Pertamina memprakirakan konsumsi LPG tabung 3 Kg program public service obligation (PSO) atau subsidi pada tahun ini akan melebihi kuota yang ditetapkan. Peningkatan konsumsi LGP 3 Kg PSO ini terjadi karena disparitas harga antara LPG PSO dan LPG Non PSO yang melebar sehingga sebagian rumah tangga beralih menggunakan LPG PSO atau subsidi.

Tahun 2023 ini secara volume kuota LPG 3 Kg untuk program PSO mencapai 8 juta metrik ton, meningkat dari 7,8 juta metrik ton di 2022. Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, hingga Mei realisasi penyaluran LPG 3 Kg untuk progran PSO mencapai 3,32 juta metrik ton atau 41,6% dari kuota.

“Pada rapat kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII pada 5 Juni 2023 yang lalu telah disampaikan bahwa outlook volume LPG 3 Kg tahun 2023 adalah 7,9 juta metrik ton dan kuota yang disepakati untuk diajukan dalam pembahasan RAPBN tahun anggaran 2024 adalah 8,2-8,3 juta metrik ton,” ujar Tutuka dalam apat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (14/6).

Baca Juga :   Pertamina Tangkap “Bintang Jatuh” dari Kolaborasi MotoGP Mandalika

Dalam RDP ini hadir juga Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero), Emma Sri Martini dan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution.

Alfian Nasution mengatakan Januari hingga Mei 2023, penyaluran LPG PSO ini meningkat 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Ini kita sudah buat seasonality-nya, sehingga prognosa kami nanti di akhir Desember 2023 akan over 2,7%,” ujar Alfian.

Dari sisi realisasi nilai subsidi, tambah Alfian, sepanjang Januari hingga Mei 2023 realisasi nilai subsidi LGP mencapai Rp34 triliun. Dalam APBN tahun 2023, subsidi LPG ditetapkan sebesar Rp117 triliun. Alfian mengatakan prognosa Pertamina, realisasi nilai subsidi LPG hingga akhir tahun ini mencapai Rp85,45 triliun.

“Ini yang mungkin menjadi usulan kami, terkait dengan prognosa 2023 yang kita over 2,7% (secara volume), artinya prognosa 2023 kami itu bukan 8 juta metrik ton tetapi realisasi akan bergeser ke 8,2 juta metrik ton LPG. Kalau DIPA (anggaran) ada kelebihan sekitar Rp32 triliun, mungkin ini akan bisa mengkompensasi yang untuk selisih 2,7% over kuota LPG tersebut,” ujarnya.

Baca Juga :   Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2!

Pada saat konsumsi LPG PSO mengalami peningkatan, Aflian mengatakan konsumsi PLG Non PSO mengalami penurunan. Kondisi ini ditengarai terjadi karena sebagian rumah tangga beralih dari mengkonsumsi LPG Non PSO ke LPG PSO. Tahun 2019 konsumsi LPG Non PSO mencapai 0,66 juta metrik ton. Tahun 2023 ini diprakirakan hanya 0,15 juta metrik ton. “Ini mungkin akibat disparitas harga yang tinggi,” ujarnya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics