Bahas Isu Pemberdayaan Perempuan, G20 Gelar Konferensi di Italia

0
958

Isu pemberdayaan perempuan menjadi perhatian negara-negara G20 dalam Konferensi Tingkat Menteri G20 tentang Pemberdayaan Perempuan yang digelar di Santa Margherita Ligure, Italia, Kamis (26/8).

Konferensi Tingkat Menteri G20 tentang Pemberdayaan Perempuan ini adalah kali pertama diadakan semenjak G20 dibentuk. Tujuan dari Konferensi ini adalah menciptakan momen untuk memfokuskan perhatian secara transversal pada isu pemberdayaan perempuan, menyatukan pemerintah dan aktor non-pemerintah.

Indonesia yang akan menjadi Presidensi G20 tahun depan ikut berpartisipasi dalam konferensi yang digelar secara online dan offline  ini. Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Hadriani Uli Silalahi dan Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini hadir secara langsung dalam mewakili Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

Selain itu turut hadir Direktur & Chief Strategic Transformation & Information Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya dan Ketua Komite Tetap Bidang Pendidikan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Rinawati Prihatiningsih selaku chair dan co-chair dari G20 Empower.

Kehadiran 4 orang perwakilan Indonesia dalam konferensi di Italia diantaranya adalah untuk menyampaikan pendapat mengenai isu perempuan sekaligus melakukan observasi dan persiapan Indonesia dalam rangka Presidensi G20 di tahun 2022 mendatang. Seperti diketahui, Indonesia akan menjadi Presidensi G20 dan tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.  Indonesia sebagai Presidensi G20 akan mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger.

 “Salah satu isu yang dibahas dalam Ministerial Conference on Women’s Empowerment tahun 2021 adalah peran perempuan dalam kewirausahaan UMKM di masa digitalisasi. Indonesia harus mengambil kesempatan ini untuk menaikkan kapasitas perempuan agar turut berkontribusi dalam memulihkan perekonomian melalui usaha keluarga. Dengan lebih dari 133 juta perempuan di Indonesia, menjadi modal SDM yg besar untuk menggerakkan sektor produktif,” ujar Staf Ahli Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan SDA, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian/Co-Sherpa G20 Indonesia, Raden Edi Prio Pambudi dalam keterangan pers, Jumat (27/8).

Baca Juga :   Deputi Keuangan dan Bank Sentral G20 Mulai Melakukan Pembahasan Komunike Pertama

Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Lenny N. Rosalin yang mengikuti konferensi secara virtual dari Jakarta mengatakan Indonesia akan terus memperkuat komitmen untuk memastikan pelaksanaan pengarusutamaan gender, perlindungan hak perempuan, pemberdayaan perempuan baik itu di tingkat nasional maupun global.

“Kami akan terus mengawal isu-isu ini, bagaimana mengurangi kesenjangan gender di berbagai bidang pembangunan.  Kita juga siap untuk menyusun kebijakan dan program-program yang tentunya untuk menutup kesenjangan gender secara menyeluruh,”ujar Lenny.

Partisipasi aktif dan komitmen Indonesia telah diakui oleh berbagai negara di dunia oleh karena itu, menurut Lenny, ini merupakan momentum yang tepat untuk menciptakan peluang, membuka dialog dan berdiplomasi untuk bersama-sama berkolaborasi dengan berbagai negara dalam mewujudkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, perlindungan hak perempuan dan sebagainya.

Komitmen dan semangat ini akan diwujudkan melalui presidensi Indonesia pada Ministerial Conference on Women’s Empowerment 2022.  “Kami berharap agar seluruh elemen pemerintah, swasta, lembaga masyarakat, dunia usaha , media dan akademisi untuk dapat memanfaatkan momentum ini agar memberikan perhatian terhadap implementasi upaya-upaya pemberdayaan perempuan, mewujudkan kesetaraan gender dan memenuhi hak-hak perempuan terutama di Indonesia,” ujar Lenny.

Baca Juga :   Indonesia Tuan Rumah G20 dan Apa Perannya Dalam Perang Rusia-Ukraina, Ini Kata Menlu

Ketua KOWANI, Hadriani Uli Silalahi mengatakan presidensi G20 perlu perencanaan yang matang di tingkat Ministerial, Working Group, dan Engagement Groups baik dari segi substansi maupun teknis.

“Kami sebagai bagian dari Engagement Group W20, memiliki tanggung jawab untuk memastikan kelancaran presidensi Indonesia di Tahun 2022. Untuk itu, kami didukung oleh Kantor Sherpa G20 Indonesia, mewakili pemerintah Indonesia menghadiri G20 Ministerial of Women Conference untuk melakukan observasi sebagai usaha persiapan,” ujarnya.

Uli menambahkan, kegiatan para delegasi Indonesia selama di Italia, berpusat pada pemetaan proses diplomasi yang terjadi di dalam pertemuan Internasional sehingga kedepannya dapat mengaplikasikan apa yang dipelajari dalam masa presidensi Indonesia.

“Kami juga menyaksikan bahwa seluruh delegasi memiliki komitmen kuat untuk membawa pemberdayaan gender ke tingkat yang terdepan, tanpa memandang latar belakang yang dimiliki,” ujar Uli.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan setelah mengikuti Konferensi Tingkat Menteri G20 tentang pemberdayaan perempuan di Italia, dirinya akan terus berkomitmen untuk ikut serta secara aktif mensukseskan Presidensi G20 2022 terutama dalam hal isu perempuan dan kesetaraan gender, diantaranya dimulai dengan pengembangan STEM yaitu pembelajaran secara terintegrasi antara pengetahuan, teknologi dan matematika untuk mengembangkan kreativitas agar mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Direktur & Chief Strategic Transformation and Information Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya selaku Chair dari G20 Empower  menambahkan ke depan sektor swasta berkolaborasi dengan Pemerintah, dan Lembaga Masyarakat akan terus berfokus untuk meningkatkan program kepemimpinan perempuan di dunia usaha dan pengembangan talenta para pekerja perempuan yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran perempuan dalam posisi pimpinan merupakan hal mendasar bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan dapat digunakan untuk menilai daya saing suatu negara.

Baca Juga :   OCBC Dorong Inklusivitas Lewat Kampanye #BaiknyaBarengBareng

Ketua Komite Tetap Bidang Pendidikan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Rinawati Prihatiningsih hadir memenuhi undangan Menteri “Equal Opportunities and Family”, Italia, Elena Bonetti sebagai salah satu pembicara dalam Konferensi Tingkat Menteri ini. Pada sesi dengan tema “STEM, Financial and Digital Literacy, Environment and Sustainability”, Rinawati menyampaikan kemajuan yang signifikan untuk pemberdayaan perempuan terkait pemberdayaan di bidang STEM, Literasi Keuangan dan Digital dapat dicapai apabila ada koordinasi dan kerjasama seluruh pemangku kepentingan di tingkat nasional dan global dalam pelaksanaan program, kebijakan dan implementasi. Disamping itu, pentingnya tindak lanjut berdasarkan perspektif gender dalam pengukuran, pemantauan dan evaluasi program, kebijakan dan implementasinya, sehingga dapat mempertimbangkan kesenjangan, tantangan serta peluang untuk mengatasinya serta memastikan capaian yang dihasilkan.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics