Bank Indonesia Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan di 3,5%

3
356

Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuan yaitu BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 3,5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan pada 18 dan 19 Oktober 2021.

Suku bunga acuan berada pada level tersebut sejak Februari 2021 lalu.

Selain itu, bank sentral juga mepertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75% dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.

“Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan di tengah perkiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Selasa (19/10).

Perry mengatakan Bank Indoensia juga terus mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut.

Dalam Rapat Dewan Gubernur ini, Bank Indonesia mengevaluasi perkiraan pertumbuhan ekonomi global. Assessment Bank Indonesia menunjukkan pemulihan ekonomi global memang berlanjut, tetapi proyeksi pertumbuhannya direvisi ke bawah yaitu dari 5,8% menjadi 5,7%.

Baca Juga :   Pekan Ini Dana Asing yang Masuk ke RI Rp1,77 Triliun

Revisi ke bawah pada pertumbuhan ekonomi global ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan Jepang lebih rendah dari perkiraaan sebelumnya, sejalan dampak kenaikan kasus varian delta Covid-19, serta gangguan rantai pasokan dan energi global. Di sisi lain, pemulihan ekonomi Eropa lebih tinggi sehingga menahan perlambatan ekonomi global. Kinerja sejumlah indikator dini seperti Purchasing Managers’ Index (PMI), penjualan eceran, dan keyakinan konsumen secara umum melambat pada September 2021.

Sementara untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 ini diperkirakan tetap berada pada rentang 3,5%-4,3%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diperkirakan membaik didorong oleh mobilitas yang terus meningkat sejalan akselerasi vaksinasi, kinerja ekspor yang tetap kuat, pembukaan sektor-sektor prioritas yang semakin luas, dan stimulus kebijakan yang berlanjut.

3 comments

Leave a reply

Iconomics