Emisi Karbon Dioksida Turun 50 Juta Ton, PLN Serius Bertransformasi Menjadi Perusahaan Ramah Lingkungan

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo/Iconomics
PT Perusahaan Listik Negara (Persero) berkomitmen meningkatkan kapasitas pembangkit dengan teknologi bersih guna mendukung pertumbuhan konsumsi listrik sebagai driver perekonomian Indonesia. Hal ini sekaligus mendukung Indonesia net zero emission di tahun 2060.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa sampai dengan tahun 2023 ini pihaknya telah berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 50 juta ton.
“Mengurangi emisi CO2 sebesar 50 juta ton dibandingkan dengan business as usual artinya ini 334 juta ton dan turun menjadi 284 juta ton dan ini tentu saja dengan berbagai extra ordinary effort,” kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI pada 5 Juli 2023.
Adapun extra ordinary effort yang dilakukan adalah biomass co-firing, energy efficiency, more efficient coal plant, gas combined cycle, dan renewable energy. Sehingga langkah tersebut memberikan peningkatan pada efisiensi CO2 dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
Inisiatif PLN lain yang dilakukannya adalah dekarbonisasi pembangkit listrik berbahan fosil dengan uji coba perdana carbon trading di 26 PLTU, program dedieselisasi 1 gigawatt, mengganti 1,1 gigawat PLTU dengan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan 800 megawatt PLTU dengan pembangkit gas.
Kemudian, PLN juga meningkatkan kapasitas pembangkit EBT dan infrastruktur seperti merencanakan dan mengembangkan 21 gigawatt pembangit EBT dalam The Greenest RUPTL. Dan, mengembangkan green ecosystem seperti menstimulasi konsumsi EBT melalui green energy as a service, serta memperluas ekosistem kendaraan listrik yang mana saat ini tercatat sudah ada 600 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Darmawan menyampaikan pihaknya bahkan membangun skema finasial atau franchising untuk kantor-kantor, ritel, maupun rumah sakit untuk bisa memasang SPKLU.
“Franchising di mana lapangan parkir baik itu di kantor-kantor, di perbankan, di rumah sakit di Starbucks kemudian di McDonald’s bisa memasang SPKLU menggunakan sistem franschising investasi dari pihak ketiga, di mana kami menjaga technical feasibility dan juga comercial feasibilitynya,” ungkapnya.
Dalam hal ini pihaknya juga telah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Paling Hijau dengan porsi EBT sebesar 20,9 gigawatt hingga tahun 2030. Tercatat saat ini sudah memproses 13 gigawatt pembangkit EBT. Darmawan menyebut pihaknya juga telah melakukan Focus Group Discussion (FGD) di internal PLN untuk memetakan sumbatan yang ada dalam pengimplementasian RUPTL tersebut.
“PLN memetakan seluruh sumbatan yang ada, dan setiap sumbatan kami juga mengurai sumbatan itu sehingga program pembangunan 20,9 gigawatt energi baru terbarukan ini bisa bukan hanya berjalan lancar tapi juga bisa kami melakukan akselerasi,” lanjut Darmawan.
Leave a reply
