Gelar Food Truck Sorghum, Pemerintah Kenalkan Sorgum untuk Kurangi Ketergantungan Beras dan Impor Gandum

0
582

Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bersama Kantor Staf Presiden (KSP) melakukan sosialisasi potensi sorgum sebagai sumber pangan alternatif pengganti beras dan gandum kepada masyarakat yang dikemas melalui gelaran “Food Truck Sorghum”, pada Minggu, (4/12/2022), di Parkir Selatan, Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, mengatakan, kegiatan yang turut didukung oleh Indonesian Chef Association (ICA) dan Koperasi Sorghum Nusantara Jaya tersebut bertujuan untuk membangun ketertarikan, kepedulian, dan pengetahuan masyarakat terhadap potensi sorgum sebagai pengganti nasi yang juga bisa dioptimalkan sebagai substitusi tepung gandum (terigu).

“Sosialisasi tentang potensi pangan alternatif seperti sorgum sangat penting, sehingga masyarakat semakin aware bahwa selain nasi ada sumber pangan lain yang memiliki kandungan gizi, nutrisi, serta rasa yang tidak jauh berbeda dengan nasi dan gandum, bahkan lebih menyehatkan karena bebas gluten,” ujar Arief.

Pada kegiatan tersebut dilangsungka berbagai acara, diantaranya live cooking menu berbahan dasar sorgum yang dilakukan kepala NFA bersama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko didampingi Chef Williamson Macchi dari ICA. Dengan menggandeng ICA, diharapkan menu-menu berbahan dasar sorgum semakin marak diperkenalkan di industri food and beverage sehingga semakin mudah ditemukan masyarakat.

Baca Juga :   Badan Pangan Nasional Dukung Kontribusi BUMD dalam Peningkatan Ketersediaan Minyakita

“Dengan begitu ekosistem sorgum akan semakin kuat, ditopang pangsa pasar dan aktivitas hilirisasi yang semakin meningkat. Dengan pasar yang tersedia diharapkan para petani semakin bersemangat menanam sorgum dan produksi sorgum nasional terus tumbuh,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Arief bersama Moeldoko turut membagikan nasi goreng sorgum kepada masyarakat yang datang di lokasi. Menurut Arief, aksi memasak dan membagikan nasi goreng sorgum ini juga sebagai bagian dari kampanye gerakan “Kenyang Tidak Harus Nasi”. “Masyarakat yang datang bisa langsung mencicipi nasi goreng sorgum yang disediakan,” ucapnya.

Arief mengatakan, saat ini pemerintah memang tengah fokus melakukan pengembangan pangan lokal untuk menekan ketergantungan terhadap nasi dan komoditas pangan impor seperti gandum.

“Upaya penganekaragaman pangan berbasis sumber daya lokal diharapkan berimplikasi terhadap dua aspek, yaitu mengurangi ketergantungan terhadap satu komoditas khususnya komoditas pangan impor dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang lebih sehat dengan konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman atau B2SA,” ujarnya.

Ia mengatakan, salah satu komoditas serelia yang paling berpotensi adalah sorgum, pasalnya komoditas ini memiliki kandungan gizi yang tinggi dan tepungnya potensial untuk dikembangkan sebagai substitusi tepung terigu yang saat ini masih bergantung pada impor. Berdasarkan Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) Kemenkes, dari setiap 100 gram sorgum mengandung energi 366 Kalori, Protein 11 gram, Karbohidrat: 73 gram, Lemak 3,3 gram, dan Serat 1,2 gram.

Baca Juga :   Kepala Badan Pangan Nasional Ungkapkan Kesiapan Pasokan Daging Menghadapi Hari Besar Keagamaan

“Biji sorgum memiliki kualitas gizi sebanding dengan jagung dan beras, bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi jika dibandingkan keduanya, meskipun kandungan lemaknya lebih rendah,” kata Arief.

Dari sisi pembudidayaannya, Arief menambahkan, sorgum dianggap sebagai tanaman masa depan karena dapat tumbuh dan beradaptasi dalam rentang iklim yang luas, serta membutuhkan air yang relatif sedikit atau toleran terhadap kekeringan. Beberapa wilayah di Indonesia saat ini mulai mengembangkan tanaman sorgum. Misalnya di beberapa propinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Tanaman sorgum dapat ditaman ketika telah berumur 3 hingga 4 bulan, tergantung varietas tanamannya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Halaman Berikutnya
1 2

Leave a reply

Iconomics