Gubernur BI: Lewat QE Kami Sudah Injeksi Likuiditas Senilai Rp 503 T

0
91
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Bank Indonesia (BI) menyebutkan telah melakukan injeksi likuiditas terhadap pasar melalui penerapan kebijakan quantitative easing (QE). Total dana yang telah diinjeksi BI telah mencapai Rp 503,8 triliun menjelang Mei 2020.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, jumlah ini terdiri atas injeksi likuiditas sebanyak Rp 386 triliun sepanjang periode Januari hingga April 2020, yang kemudian ditambahkan oleh penurunan Giro Wajib Minimum sebesar 200 bps bagi bank umum konvensional dan 50 bps bagi bank umum syariah yang mulai berlaku pada 1 Mei 2020.

“Keputusan RDG 13-14 April kemarin, kami putuskan QE lagi dalam bentuk penurunan GWM 200 bps, berarti QE nambah Rp 102 triliun,” kata Perry saat telekonferensi pers, Rabu (29/4).

QE yang dilakukan oleh bank sentral dari bulan pertama tahun ini hingga April 2020 terdiri atas pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang telah dilepas asing di pasar sekunder yang menambah likuiditas sekitar Rp 166,2 triliun.

Selanjutnya, term repo perbankan yang dilakukan dan menambah likuiditas sebesar Rp 137,1 triliun. Ada juga penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah pada bulan Januari dan April yang memberi likuiditas sebesar Rp 53 triliun dan swap valuta asing yang menginjeksi likuiditas hingga Rp 29,7 triliun.

Baca Juga :   Mandiri Perkirakan Dampak Corona Bikin Kredit Melambat

Perry mengatakan, kebijakan moneter yang telah ditempuh BI harus diteruskan melalui kebijakan fiskal dalam bentuk stimulus fiskal dan penerbitan SBN oleh pemerintah agar dapat membantu menggairahkan kembali sektor riil yang telah terpuruk sejak pandemi Covid-19.

“Kenapa BI sudah menambah QE Rp 503,8 triliun kok belum kelihatan di ekonomi? Nah di sinilah pentingnya kebijakan fiskal karena kebijakan moneter bank sentral tidak bisa langsung ke sektor riil,” kata Perry.

Selain kebijakan fiskal, Perry mengatakan restrukturisasi kredit perbankan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) akan sangat membantu, sehingga dana QE bisa mengalir ke sektor rill.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics