Jokowi Beri Pesan Secara Khusus untuk 8 Daerah karena Inflasinya di Atas Nasional
Kepala daerah, baik gubernur maupun bupati/wali kota diminta berhati-hati menghadapi inflasi yang sedang terjadi. Pesan ini secara khusus disampaikan untuk 8 kepala daerah di mana tingkat inflasinya di atas nasional seperti Jambi 8,55%, Sumatera Barat 8,01%, Bangka Belitung 7,7%, Riau 7,04%, dan Aceh 6.97%.
“Tolong ini dilihat secara detail yang menyebabkan ini apa, agar bisa kita selesaikan bersama-sama dan bisa turun lagi di bawah 5%, syukur bisa di bawah 3%,” kata Presiden Joko Widodo dalam pembukaan rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/8).
Jokowi menuturkan, di masa sulit ini, segenap jajaran baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk bekerja keras karena memang keadaan yang tidak normal. Itu sebabnya, kerja-kerja yang dilakukan pemerintahan jangan dengan cara-cara yang biasa, butuh kerja ekstra meliputi strategi di luar standar untuk menghadapi situasi saat ini.
“Para menteri, gubernur, bupati, wali kota juga sama, enggak bisa lagi kita bekerja rutinitas, enggak. Enggak bisa kita bekerja hanya melihat makronya saja, enggak bisa. Enggak akan jalan, percaya saya. Makro dilihat, mikro dilihat lebih lagi harus detail, juga dilihat lewat angka-angka dan data-data. Karena memang keadaannya tidak normal,” ujar Jokowi.
Selanjutnya, kata Jokowi, para pemimpin daerah agar bekerja sama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di daerah dan di pusat. TPID diharapkan berkoordinasi satu sama lain terkait dengan harga-harga dan pasokan komoditas bahan pokok di seluruh wilayah Indonesia.
“Disambungkan, ini harus disambungkan. Karena negara ini negara besar sekali, 514 kabupaten/kota, 34 sekarang, 37 provinsi dengan DOB (Daerah Otonomi Baru) yang baru, ini negara besar,” ujar Jokowi
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, TPID harus membuat beberapa program pengendalian inflasi yang adaptif dan inovatif, terutama terhadap 8 daerah yang realisasi inflasinya di atas nasional.
“Tentunya salah satu yang terkait dengan logistik untuk meningkatkan frekuensi penerbangan agar rate logistik dan penumpang bisa turun. Juga upaya restrukturisasi (PT) Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk menambah pesawat. Pemerintah telah melakukan restrukturisasi Garuda dalam proses dan diharapkan jumlah pesawat Garuda akan meningkat,” kata Airlangga.
Sebelumnya, pada Juli 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi bulanan tercatat sebesar 0,64%, inflasi tahun kalender sebesar 3,85%, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 4,94%. Berdasarkan komponennya, tingkat inflasi komponen harga bergejolak mencapai 11,47% secara tahunan (yoy) dan secara bulanan sebesar 1,41%. Komoditas utama penyebab inflasi komponen harga bergejolak pada Juli adalah kenaikan harga cabe merah, bawang merah dan cabe rawit.
Tingkat inflasi komponen harga yang diatur pemerintah pada Juli lalu sebesar 6,51% yoy dan 1,17% secara bulanan. Inflasi pada komponen ini terutama disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter dan tarif listrik.
Sementara itu, inflasi komponen inti tercatat sebesar 2,86% yoy dan 0,28% secara bulanan. Penyebab inflasi pada komponen inti adalah kenaikan harga ikan segar, mobil dan sewa rumah.
“Hingga Juli 2022, inflasi komponen inti masih relatif stabil. Inflasi inti ini mencakup 711 komoditas dalam basket komoditas dalam menghitung inflasi,” kata Kepala BPS, Margo Yuwono.