Jokowi Usulkan ART Jadi Transportasi Massal untuk Daerah-Daerah yang Macet
Presiden Joko Widodo mengusulkan daerah-daerah yang sudah mengalami kemacetan untuk mulai mempersiapkan desain transportasi massal. Hal itu dilakukan untuk mengurangi polusi udara yang ada di wilayah tersebut.
Sebagaimana yang diterapkan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Jokowi mengusulkan agar para kepala daerah membangun sarana transportasi massal trem otonom atau autonomous rail rapid transit (ART). ART disebut bernilai pembangunan yang lebih ekonomis ketimbang sarana transportasi lainnya seperti LRT, MRT, dan kereta cepat.
Untuk membangun ART, kata Jokowi, dibutuhkan anggaran sebesar Rp 74 miliar untuk 1 unit yang berisikan 3 gerbong. Jika dibandingkan dengan biaya pembangunan 1 unit MRT yang mencapai Rp 2,3 triliun per 1 kilometer (km), dan biaya untuk membangun LRT mencapai Rp 700 miliar per 1 km, maka anggaran i unit ART jauh lebih murah.
Sedangkan untuk kereta cepat, kata Jokowi, membutuhkan anggaran sebesar Rp 780 miliar per 1 km. “Ini kota-kota yang sudah mulai macet. Saya melihat tidak hanya di Jawa. Ini sudah mulai dipikirkan transportasi massalnya apa,” kata Jokowi memberikan pengarahan kepada kepala daerah seluruh Indonesia, di IKN, Kalimantan Timur, Selasa (13/8).
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan uji coba ART di IKN. Uji coba dilakukan untuk mempersiapkan pengoperasian ART pada Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024.
Untuk tahap awal ART, kata Budi Karya, akan berfungsi sebagai kendaraan pengumpan atau feeder bagi peserta upacara Hari Kemerdekaan Indonesia. ART memiliki kecepatan jelajah 40 km per jam di Jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan Jalan Sumbu Kebangsaan Timur.
“Saya bersama tim dari CRRC Tiongkok, melakukan uji coba ART pada hari ini dan dioperasikan dengan menggunakan marka. Kami sedang uji coba terus, agar pada tanggal 17 Agustus 2024 sudah dioperasikan dan dapat melayani dengan baik,” kata Budi di IKN pada 11 Agustus lalu.