Kredit Baru Diprediksikan Melambat di Triwulan I-2020
Penyaluran kredit baru diperkirakan akan mengalami perlambatan pada triwulan pertama tahun 2020. Dalam Survei Perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), alasan perlambatan tersebut disinyalir karena perlambatan aktivitas perekonomian.
Survei tersebut menyebutkan indikasi kredit baru triwilunan melambat tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 31,1%. Nilai tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 70,6%. Begitu pula bila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2018 sebesar 57,8%.
Kebijakan penyaluran kredit juga diperkirakan akan lebih ketat pada triwulan I tahun 2020. Aspek kebijakan penyaluran kredit yang akan diperketat pada triwulan I 2020 yaitu jangka waktu kredit dan persyaratan administrasi. Laporan survei yang dihimpun dari 40 bank umum dengan pangsa kredit 80% dari total kredit ini menginformasikan pengetatan standar penyaluran kredit terutama akan dilakukan terhadap kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Penyaluran kredit baru triwulan I 2020 diprioritaskan untuk kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi, dan kredit konsumsi. Pada jenis kredit konsumsi yang masih menjadi andalan adalah penyaluran pada kredit kepemilikan rumah/apartemen, kredit kendaraan bermotor dan kredit multiguna.
Selain itu, dalam survei tersebut, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan melambat pada triwulan I tahun 2020. Melambatnya pertumbuhan DPK diperkirakan terjadi pada seluruh jenis instrumen, baik giro dan tabungan tumbuh melambat. Adapun rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh bank atas dana nasabah yang ditempatkan atau cost of fund dalam rupiah diperkirakan turun 8 bps dari triwulan sebelumnya menjadi 5,79%. Sementara biaya dana yang ditempatkan oleh bank untuk memperoleh pendapatan atau cost of loanable fund dalam rupiah juga diperkirakan turun 11 bps menjadi 8,81%.
Dalam laporan survei perbankan yang dilakukan BI ini menunjukkan rata-rata suku bunga kredit modal kerja dan kredit investasi diperkirakan naik masing-masing 1 bps dan 9 bps dari triwulan sebelumnya menjadi 11,38% dan 11,48%. Sementara suku bunga kredit konsumsi juga turun. Perkiraannya, penurunan suku bunga terbesar terjadi pada kredit kepemilikan rumah/apartemen dan kredit kendaraan bermotor sebesar masing-masing 9 bps, diikuti oleh kredit multiguna sebesar 7 bps.