Kredit di Jateng dan DIY Tumbuh di Tengah Ekonomi yang Melambat
Pandemi Covid-19 disebut memberi tekanan yang dalam terhadap pertumbuhan ekonomi di 2020. Hampir seluruh negara mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi termasuk Indonesia yang mengalami kontraksi -2,19% pada 2020.
Menurut Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Aman Santosa, dampak pandemi itu juga membuat ekonomi Jawa Tengah terkontraksi -3,34% di 2020 dan Yogyakarta terkontraksi -0,68% di 2020. Perlambatan ekonomi di Jawa Tengah di 2020 ini terjadi pada beberapa sektor ekonomi yang memiliki kontribusi terbesar terhadap produk domestik regional bruto (PDRB).
“Sektor industri (-6,10%), sektor perdagangan (-2,27%) dan sektor konstruksi (-4,40%). Yang paling dalam terkontraksi adalah sektor transportasi, akomodasi dan jasa keuangan. Sementara sektor pertanian masih tumbuh 7,56%,” kata Aman dalam sambutannya di acara Sarasehan Industri Jasa Keuangan Jawa Tengah & Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (8/3).
Perlambatan ekonomi di Jawa Tengah ini, kata Aman, telah memberikan dampak untuk beberapa hal. Tingkat kemiskinan, misalnya, meningkat dari 10,58% pada September 2019 menjadi 11,84% pada September 2020. Kemudian, tingkat pengangguran juga meningkat dari 4,44% pada Agustus 2019 menjadi 6,64% pada Agustus 2020.
Akan tetapi, kata Aman, memburuk indikator-indikator perekonomian itu, kinerja jasa keuangan dan perbankan justru menunjukkan catatan positif. Bahkan beberapa indikator menunjukkan lebih baik dari indikator nasional.
Pertumbuhan kredit, misalnya, Jawa Tengah mencatatkan 2,1% dan di Yogyakarta mencapai 3,66%.”Tentunya ini lebih baik dari pertumbuhan kredit nasional yang terkontraksi sebesar -2,31%. Ini kiranya patut diapresiasi,” kata Aman.