Pebisnis Harus Redefinisi Strateginya Menghadapi Perubahan Besar Muslim Milenial

0
438

Pandemi telah melahirkan perubahan besar perilaku muslim milenial yang bersifat permanen akibat krisis kembar (kesehatan dan ekonomi), keharusan tinggal di rumah (stay at home), dan akselerasi digital semasa pandemi.

Perubahan muslim milenial pasca pandemi pada umumnya menjadikan mereka generasi yang semakin dekat dengan Tuhan, semakin tinggi intensitas aktivitas digitalnya, dan semakin mudah terkoneksi dengan orang lain. Singkatnya, muslim milenial menjadi more spiritual, more digital, dan more emphatic.

Managing Partner Inventure Yuswohady dan tim penulis menguraikan perubahan besar pada muslim milenial pasca pandemi ke dalam 5 elemen yang terdiri dari Spiritual, Safety-Security, Screen, Self-Expression, dan Social dalam buku Millennial Muslim Megashift. Menurut Yuswohady, lima elemen ini kemudian dirincikan menjadi 50 megashifts perilaku muslim milenial pasca pandemi.

Pada elemen Spiritual,  muslim milenial semakin mendekatkan diri dengan Sang Pencipta. Pandemi memberikan reality check  yang begitu nyata bahwa kematian bisa datang kepada siapa saja dan kapan saja. Dalam berbagai keputusan hidup, karenanya, muslim milenial menjadi semakin berlandaskan pada aturan agama (Al-quran dan Hadits) sebagai pedoman hidup.

Baca Juga :   BSI Siap Salurkan Rp 1,2 Triliun KPR Sejahtera FLPP dan Pembiayaan Tapera di Tahun 2023

Pada elemen Safety-Security, muslim milenial semakin peduli terhadap prinsip-prinsip halalan thoyyiban. Tidak hanya makanan dan minuman, namun juga kosmetik, kebendaan, sampai dengan perencanaan keuangan akan diperhatikan aspek kehalalannya.

Pada elemen Screen, adopsi digital muslim milenial menunjukan akselerasi yang luar biasa. Aspek praktis kehidupan mereka tak bisa dilepaskan dari pengaruh digitalisasi ini. Mulai dari praktis duniawi sampai praktis berorientasi akhirat seperti ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf) telah terintegrasi secara digital.

Pada elemen Self-Expression, muslim milenial akan semakin beradaptasi dan berinovasi dalam beraktualisasi diri dengan mengedepankan keseimbangan hidup dunia-akhirat. Secara kolektif, muslim milenial juga berusaha untuk mengubah narasi seputar sosok muslim melalui berbagai bentuk ekspresi diri seperti fesyen, travel, dan konsumsi hiburan.

Pada elemen Social, muslim milenial menjadi generasi yang paling mampu berempati dibanding generasi-generasi yang lain. Dalam berdonasi misalnya, selama pandemi milenial berdonasi 1,5x sebulan, lebih besar dibanding Gen-X sebanyak 1,4x atau Gen-Z yang hanya 1,2x sebulan.

Dengan memahami pergeseran besar yang terjadi pada muslim milenial pasca pandemi dan pengaruhnya terhadap lanskap bisnis di segmen pasar muslim, maka setiap marketer/entrepreneur yang menarget pasar muslim milenial ini harus melakukan redefinisi strategi dan mereka ulang eksekusinya.

Baca Juga :   Bank Syariah Indonesia Pimpin Pembiayaan Sindikasi Proyek Preservasi Jalintim

Milenial Muslim Megashifts (3M) ditulis oleh Yuswohady dkk pada intinya mengajukan tesis bahwa pasar muslim di Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang signifikan seiring dengan meningkatnya konsumen muslim milenial akan produk yang sesuai syariat Islam.

Yuswohady mengatakan buku 3M semakin istimewa karena menampilkan real case study mengenai segmen muslim milenial di bank syariah terbesar di negeri ini, yaitu Bank Syariah Indonesia (BSI). BSI memberi nama segmen muslim milenial ini dengan sebutan “Generasi Syariah” atau disingkat “Gen-Sy”.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics