Pemerintah Komitmen Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik dengan Manfaatkan SDA Lokal
Pemerintah berkomitmen membangun ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal seperti nikel, kobalt, dan mangan. Apalagi rencana pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang dikerjakan beberapa tahun yang lalu, kini telah menunjukkan hasilnya.
Presiden Joko Widodo mengatakan, meski mengalami berbagai tantangan, industri nikel telah menunjukkan hasil yang cukup signifikan. “Sekarang sudah US$ 34 billion nilai ekspor nikel kita. Dari yang sebelumnya Rp 33 triliun melompat menjadi kira-kira Rp 510 triliun. Lompatan yang besar meskipun awal-awal banyak yang tidak setuju,” kata Jokowi dalam kata sambutannya ketika meresmikan pabrik bahan anoda baterai litium milik PT Indonesia BTR New Energy Material di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah, Rabu (7/8).
Dalam kesempatan itu, Jokowi turut menyoroti perkembangan industri smelter nikel dan bauksit yang ada di Indonesia. Industri tersebut menjadi salah satu fondasi dalam membangun ekosistem hilirisasi produk baterai kendaraan listrik di Indonesia termasuk pembangunan pabrik bahan anoda baterai litium yang baru saja diresmikan.
“Saya sangat mengapresiasi pembangunan pabrik ini sehingga rencana besar untuk membangun ekosistem mobil listrik yang terintegrasi dan kuat betul-betul satu per satu akan terealisasi,” kata Jokowi.
Sementara itu, Deputi Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto menambahkan, peresmian pabrik yang baru saja dilakukan merupakan bentuk dari penegasan program hilirisasi yang dijalankan pemerintah. Sedangkan anoda berasal dari hilirisasi produk kilang minyak dan gas (migas) yang milik PT Pertamina (Persero) dan merupakan komponen utama dari baterai litium.
Anoda, kata Septian, berperan sebagai sumbu negatif dalam suatu rangkaian baterai. Sedangkan sumbu positif dijalankan oleh katoda.
“Di mana komponen pembentuk utamanya nikel. Bahan baku anoda ini kita ambil dari artificial grafit yang diproses dari petroleum coke yang dihasilkan kilang Pertamina yang ada di Dumai,” kata Septian.