Permintaan Tinggi, United Tractors Tbk Revisi Target Penjualan Alat Berat Tahun Ini, Jadi Lebih Tinggi
PT United Tractors Tbk (UT) mencatatkan adanya permintaan yang tinggi terhadap alat berat, terutama dari sektor pertambangan. Permintaan yang tinggi ini tercermin dari penjualan alat berat merek Komatsu yang dipasarkan UT di Indonesia.
Sara Loebis, Sekretaris Perusahaan UT mengatakan sepanjang semester pertama 2022 yang lalu, penjualan Komtasu mencapai 2.873 unit, naik 111% dibanding periode yang sama tahun lalu. Bahkan realisasi penjualan selama semester pertama ini sudah mendekati realisasi volume penjualan sepanjang tahun 2021 lalu yang sebanyak 3.088 unit.
“Oleh karena itu, kami sudah melakukan penyesuaian target penjulan [tahun 2022], sebelumnya di level 3.600, kami sesuaikan tahun ini menjadi 4.800 unit. Ini pun masih kami pantau, apabila principal kami Komatsu memiliki kemampuan untuk mensuplai lebih, tentu kami akan upayakan itu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan-pelanggan kami yang ada di Indonesia,” ujar Sara dalam acara workshop wartawan pasar modal, Rabu (10/8).
Sara menjelaskan peningkatan penjualan alat berat Komatsu pada semester pertama 2022 terjadi pada semua segemen yaitu tambang, perkebunan, konstruksi dan kehutanan.”Semuanya menunjukkan peningkatan yang positif. Tetapi yang paling dominan adalah sektor tambang,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama UT, Frans Kesuma mengatakan permintaan alat berat pada tahun 2022 ini mencapai dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Karena itu, sejak akhir tahun lalu, UT selaku distributor sudah mendiskusikan hal ini dengan Komatsu selaku principal untuk menambah alokasi ke Indonesia.
Frans mengatakan, saking tingginya permintaan ini, pihak principal bahkan tidak hanya mengalokasikannya dari pabrik di Jepang, tetapi juga dari negara lain seperti India, termasuk juga meningkatkan kapasitas produksi di dalam negeri melalui PT Komatsu Indonesia.
“Saya rasa itu bisa meningkatkan kemampuan suplai untuk customer. Namun, demikian kami juga paham di tahun 2023 terutama, itu memang akan lebih challenging lagi, karena ternyata permintaannya jauh lebih banyak dibandingkan tahun 2022 ini, terutama dari sektor pertambangan baik itu batubara maupun nikel,” ujar Frans.
Sepanjang semester pertama 2022, UT membukukan pendapatan bersih sebesar Rp60,4 triliun atau naik sebesar 62% dari Rp37,3 triliun pada periode yang sama tahun 2021. Seiring dengan peningkatan pendapatan bersih, laba bersih Perseroan meningkat 129% menjadi Rp10,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp4,5 triliun.
Masing-masing segmen usaha, yaitu Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan Batu Bara, Pertambangan Emas dan Industri Konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 29%, 33%, 31%, 6% dan 1% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.