Perry Warjiyo Kembali Tegaskan Tak akan Naikkan Suku Bunga Acuan Lagi

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam acara Economic Outlook yang digelar CNBC Indonesia, Selasa (27/2).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo kembali menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga acuan lagi, karena tingkat suku bunga saat ini yang berada di level 5,75% dinilai sudah memadai untuk mengendalikan inflasi sesui target yang ditetapkan.
Perry mengatakan Bank Indonesia memperkirakan inflasi inti akan berada di bawah 4%, yaitu sekitar 3,6% pada semester pertama tahun 2023 ini. Sementara Inflasi IHK akan kembali ke bawah 4% setelah September 2023 nanti.
“Sehingga tidak diperlukan suatu kenaikan suku bunga, karena pertimbangannya inflasi akan kembali ke target dan sebagai bagian sinergi pertumbuhan ekonomi,” ujar Perry dalam acara Economic Outlook yang digelar CNBC Indonesia, Selasa (28/2).
Dari sisi eksternal memang masih ada tekanan dari kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat, Fed Fund Rate (FRR). Perry mengatakan Bank Indonesia memperkirakan FRR akan naik hingga mencapai 5% pada tahun ini. Bahkan perkembangan terakhir, tambah Perry, diperkirakan FRR akan naik hingga mencapai 5,25% dan akan bertahan hingga akhir tahun 2023 ini.
Namun, Perry menegaskan kenaikan FRR tidak secara langsung berdampak pada perekonomian Indonesia, terutama nilai tukar Rupiah. Kenaikan FRR berpengaruh pada yield Surat Berharga Negara (SBN). Aliran modal asing yang masuk dan keluar dari Indonesia dipengaruhi oleh perbedaan antara yield SBN dengan yield US Treasury. Karena itulah, jelas Perry, Bank Indonesia terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk menjaga yield SBN ini agar tetap menarik.
Sebelumnya, dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Februari 2023, Perry sudah menyampaikan stance kebijakan moneter Bank Indonesia. Saat itu, Perry mengatakan suku bunga acuan yang sudah naik 225 basis poin sejak Agustus 2022 sudah memadai untuk mengendalikan tingkat inflasi.