Pokja Energi Transisi Kadin Bertemu Wakil Pemerintah AS Bahas Peluang dan Cara Atasi Investasi EBT di RI
Kelompok Kerja (Pokja) Energi Transisi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengadakan pertemuan strategis dengan Asisten Menteri Keuangan AS Alexia Latortue yang mewakili pemerintah Amerika Serikat (AS). Pertemuan tersebut membahas peluang dan mengatasi tantangan dalam investasi hijau melalui sektor energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Shinta Widjaja Kamdani menuturkan, Indonesia memiliki peluang dan potensi investasi, khususnya dalam sektor energi terbarukan. Merujuk kepada data, Indonesia memiliki nature based solutions (NBS) sebesar 1,5 Giga ton Co2 per tahun atau terbesar kedua di dunia setelah Brazil.
Dengan mengembangkan potensi itu, kata Shinta, Indonesia dapat memiliki lebih dari 1,1 Tera Watt kapasitas EBT dan menjadi pemimpin dalam transisi global menuju energi terbarukan. “Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan dengan total 3.686 Giga Watt (GW), yang terdiri dari tenaga surya sebesar 3.295 GW, tenaga air 95 GW, bioenergi 57 GW, tenaga angin 155 GW, energi panas bumi 24 GW, dan energi laut 60 GW. Namun, dari total kapasitas 3.686 GW tersebut, baru 12,54 Mega Watt (MW) yang telah dimanfaatkan,” kata Shinta dalam keterangan resminya, Sabtu (20/7).
Seperti Shinta, Ketua Pokja Transisi Energi Kadin Indonesia Anthony Utomo menambahkan, investasi AS di Indonesia dapat membuka ruang lebih untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan, dan menarik negara lain untuk berinvestasi di sektor EBT. Meski demikian, terdapat beberapa tantangan untuk mengimplementasikan EBT di Indonesia seperti infrastruktur, regulasi, dan kesiapan sumber daya manusia yang memadai.
“Maka dari itu, melalui Pokja Transisi Energi Kadin kami akan menjembatani dan menyatukan berbagai pemangku kepentingan utama di sektor energi terbarukan untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan solusi-solusi inovatif dan berkelanjutan,” kata Anthony.
Selanjutnya, kata Anthony, Pokja Transisi Energi Kadin turut memaparkan 3 kunci inisiatif (key initiatives) untuk membantu perusahaan di Indonesia dalam menarik investor domestik dan global. Ketiga kunci itu adalah mendorong implementasi green development initiative; mengembangkan renewable energy manufacturing; dan mengakselerasi distributed energy.
“Melalui inisiatif-inisiatif tersebut Pokja Transisi Energi Kadin optimistis dapat membantu meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan di Indonesia serta menciptakan nilai tambah di mata investor lokal maupun global,” kata Anthony.
Sebagai tambahan, Indonesia merupakan negara penerima investasi hijau terbesar di Asia Tenggara pada 2023, dengan total hampir US$ 1,6 miliar, tumbuh sekitar 28% dibanding tahun sebelumnya. Dengan angka ini, Indonesia menyumbang 25% dari total investasi di Asia Tenggara.