Stunting di NTT Tinggi, Rajawali Nusindo Gandeng PELNI Kirim 219 Ribu Paket Telur dan Daging Ayam

0
30

BUMN Pangan, ID FOOD melalui anak usahanya PT Rajawali Nusindo menggandeng PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) (PELNI) mengirimkan ribuan paket telur dan daging ayam ke Nusa Tenggara Timur (NTT), wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi kedua di Indonesia.

Sekretaris Korporasi Rajawali Nusindo Sofyan Effendi mengatakan, PELNI digandeng karena pengiriman bisa lebih cepat dengan muatan lebih besar sehingga dapat mengangkut barang dalam jumlah yang besar sampai di wilayah Indonesia Timur.

“Bersama PELNI kita akan mengirimkan telur dan daging ayam ke provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 219 ribu paket, yang akan dilaksanakan secara bertahap sampai dengan akhir September 2024,” ujarnya, Kamis, (12/9).

Ia mengatakan, kolaborasi pengiriman bantuan pangan bagian dari rangkaian program penyaluran bantuan pangan penanganan stunting yang dijalankan ID FOOD Group, sebagaimana penugasan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA).

Dalam program tersebut, pada tahun 2024 secara total ID FOOD melalui PT Rajawali Nusindo telah mengalokasikan sebanyak 438 ribu paket bantuan telur dan daging ayam untuk wilayah NTT.

Baca Juga :   Pelni Minta Dukungan Pemerintah Rp3 Triliun untuk Ganti 2 Kapal Tua

“438 ribu paket bantuan tersebut disalurkan kepada 73 ribu Keluarga Risiko Stunting (KRS) di wilayah NTT berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Penyaluran dilakukan dalam dua tahap, di mana setiap tahapannya disalurkan sebanyak 219 ribu paket. Jadi pada setiap tahapan, masing-masing KRS akan menerima 3 kali penyaluran paket batuan,” sebutnya.

Lebih lanjut, Sofyan menyebutkan, penyaluran di provinsi NTT pada setiap tahapan dilakukan di 5 kabupaten/kota, terdiri dari Ende dengan kuota sebanyak 17.766 paket, Kupang sebanyak 88.266 paket, Labuan Bajo sebanyak 43.128 paket, Maumere 26.265 paket, dan Waingapu 43.779 paket. Setiap paket terdiri dari 10 butir telur ayam dan 1 kg daging ayam.

Sofyan menambahkan, saat ini penyaluran bantuan di NTT telah memasuki tahap kedua.

“Pada penyaluran tahap kedua ini kami menggandeng PELNI sebagai salah satu transporter, dengan tujuan pengiriman ke Kupang sebanyak 88 ribu paket, Ende 18 ribu paket, Labuan bajo 21 ribu paket, dan Waingapu 22 ribu paket,” rincinya.

Baca Juga :   Tok, Komisi VI DPR RI Menyetujui PMN kepada 10 BUMN Senilai Rp73,26 Triliun

Sofyan mengatakan, kerja sama penyaluran bantuan pangan tersebut diharapkan dapat memenuhi asupan gizi bagi keluarga yang mempunyai balita rawan stunting serta bagi ibu hamil.

“Harapannya bantuan yang diberikan tersebut bisa bermanfaat dan segera bisa diolah untuk menambah asupan gizi bagi ibu hamil dan anak balita di wilayah NTT yang masuk ke dalam kategori rawan stunting,” katanya.

Berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting pada balita di Provinsi NTT sebesar 37,9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa 37 hingga 38 dari 100 balita mengalami stunting. Angka ini menjadikan NTT sebagai provinsi kedua dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Indonesia setelah Provinsi Papua Pegunungan.

Sedangkan target prevalensi stunting pada balita di Indonesia 2023 yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020-2024 adalah sebesar 16 persen. Prevalensi stunting pada balita memiliki ambang batas 20 persen.

Wilayah dengan prevalensi lebih dari 20 persen dikatakan tinggi atau sangat tinggi. Sementara itu, dalam RPJMD Provinsi NTT 2018-2023, target prevalensi stunting pada balita sebesar 10-12 persen. Dengan demikian NTT termasuk dalam wilayah dengan prevalensi stunting pada balita yang sangat tinggi dan sangat jauh dari target nasional ataupun daerah.

Leave a reply

Iconomics