Masuk Usia 50 Tahun, Tripatra Ungkap Rencana Proyek Khususnya Terkait EBT
Selama 50 tahun berdiri, PT Tripatra Engineers and Constructors mampu mempertahankan nilai-nilai yang sudah ditanamkan para pendiri perusahaan. Nilai itu antara lain terwujud dari komitmen Tripatra berkontribusi dalam mencegah perubahan iklim yang terjadi.
Presiden Direktur & CEO Tripatra Raymond Naldi Rasfuldi menuturkan, menginjak usia yang ke-50 tahun, Tripatra telah melewati berbagai tantangan. Meski tidak mudah, Tripatra optimistis bisa melewati tantangan saat ini dan tantangan yang ada di depan.
“Kita bisa melalui perubahan itu karena kita pemimpin Tripatra sebelumnya bisa disiplin, konsisten menerapkan nilai-nilai kita. Itu yang kita lihat sebagai tantangan, dan kita lihat juga tantangan ke depan. Apalagi sekarang generasi baru perspektifnya baru. Itu tantangan besar kita, akhirnya di manusianya,” kata Raymond dalam keterangan resminya di Pullman Hotel Central Park, Jakarta, Jumat (13/10).
Dalam momentum kali ini, kata Raymond, Tripatra akan me-rebranding perusahaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan minat pasar saat ini. Sebelum melakukannya, Tripatra terlebih dahulu mempersiapkan tenaga-tenaga ahli dengan kemampuan dan kapasitas yang berbeda.
Setelah dirasa cukup, kata Raymond, Tripatra memutuskan untuk mengenalkan konten dengan logo yang baru. Tetapi yang perlu diingat, perubahan itu tidak sekadar mengubah tampilan.
“Kita juga memikirkan, mengkonsiderasi. Kalau kita berubah seperti ini kita harus memberikan sinyal ke pasar, bahwa Tripatra juga sudah mengubah arahnya untuk merespons market required, dan market condition,” ujar Raymond.
Sedangkan Finance & Commercial Director Triparta Benny J. Joesoep mengatakan, pihaknya sedang mengerjakan proyek perluasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak di wilayah ekosistem Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat. Proyek tersebut merupakan bentuk kerja sama yang terbangun antara Triparta dengan Star Energy Geothermal Salak Ltd (SEGS).
“Kalau proyek yang kita lagi kerjakan sekarang, yang sudah mau selesai itu geothermal yang ada di Salak,” ujar Benny.
Untuk proyek ke depan, kata Benny, pihaknya belum bisa membagikan informasinya karena masih dimatangkan dan setelahnya akan diumumkan ke publik. Yang pasti ada proyek terkait dengan renewable energy.
“Secara khusus untuk energi terbarukan ini kita tidak hanya menjadi sebagai service provider. Tapi kita juga mau menjadi bagian dari ekosistem tersebut. Artinya kita juga berusaha untuk mencoba berinvestasi ke sana,” ujar Benny.
Masih kata Benny, pihaknya berharap semua proses yang dilakukan Tripatra dalam waktu dekat dan rencana ke depan bisa diumumkan ke masyarakat. Besarnya potensi sumber daya alam Indonesia, harus dapat dikelola dengan baik, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
“Karena kita saja semangat. Sepertinya kita dianugerahi begitu banyak sumber energi terbarukan yang bisa diberdayakan. Menjadikan Indonesia itu tidak sekedar penyedia raw material, tetapi juga mengelola, dan mendapatkan manfaat yang sebanyak-banyaknya dari energi tersebut,” kata Benny.