Pertamina Catat Produksi Minyak Sebesar 10% atau 514 Ribu Barel/Hari di 2023

Pertamina catat adanya kenaikan produksi minyak hingga mencapai 10% pada tahun 2023/Dok. Pertamina
PT Pertamina (Persero) mencatat peningkatan produksi minyak sebesar 10% atau sebesar 514 ribu barel per hari (BPOD) pada 2023. Sedangkan untuk jumlah produksi pada tahun 2022, Pertamina mencatat sebanyak 566 ribu BPOD.
Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Wiko Migantoro mengatakan, produksi minyak pada tahun lalu ditopang dari produksi domestik sebesar 415 ribu BPOD dan sebanyak 151 ribu BPOD dari luar negeri. Secara umum, produksi minyak domestik pada 2023 tercatat bergerak secara fluktuatif dari 417 ribu BPOD menjadi 415 ribu BPOD.
Namun, kata Wiko, untuk blok di mana Pertamina menjadi operator produksi, jumlahnya mengalami kenaikan 337 ribu BPOD menjadi 339 ribu BPOD. Di sisi lain, Pertamina juga mengelola decline rate minyak dari 19% menjadi 2% melalui program kerja produktif.
“Produksi gas domestik mengalami peningkatan 3% dari 2.241 million standard cubic feet per day (MMSCFD) pada 2022 menjadi 2.388 MMSCFD pada 2023,” kata Wiko dalam keterangan resminya pada Kamis (6/6).
Selanjutnya, kata Wiko, Pertamina telah melakukan pemboran sumur secara masif sebanyak 799 sumur, dengan tingkat persentase mengalami kenaikan sebesar 16% jika dibandingkan dengan 2022. Pertamina, pun melakukan 835 pengerjaan ulang sumur atau naik 31% dari periode 2022.
“Perawatan sumur sebanyak 32.589 pekerjaan atau 11% lebih tinggi dibanding 2022. Saat ini Pertamina berkontribusi sebesar 69% lifting nasional untuk minyak dan gas sebesar 34% nasional,” ungkap Wiko.
Dari sisi kegiatan hulu minyak dan gas bumi (migas), kata Wiko, Pertamina berkontribusi terhadap penerimaan negara baik di tingkat nasional dan daerah. Secara hitung-hitungan, Hulu migas Pertamina berkontribusi sebesar US$ 3 miliar yang berasal dari setoran pajak dan sebesar US$ 4,2 miliar dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Soal hulu migas Pertamina, kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso, pihaknya mengalokasikan investasi yang besar di bidang tersebut untuk menjaga decline rate, sekaligus meningkatkan produksi migas dalam negeri. Pertamina sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang transisi energi berkomitmen untuk mendukung target net zero emission 2060 dengan mendorong program-program yang memiliki dampak langsung terhadap capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
“Capital expenditure Pertamina sekitar 60% difokuskan di hulu migas untuk mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional,” ujar Fadjar.