BNI Alokasikan Dana Rp 1,8 Triliun untuk Buyback Saham

0
406
Reporter: Petrus Dabu

Iconomics - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mengalokasikan dana Rp 1,8 triliun untuk buyback saham. “Pembelian kembali saham Perseroan akan dilakukan secara bertahap untuk periode 3 bulan terhitung sejak tanggal 16 Maret 2020 sampai dengan 15 Juni 2020,” tulis manajen BBNI dalam keterbukaan informasi, Jumat (13/3).

Disebutkan dana untuk pembelian kembali itu berasal dari kas internal Perseroran. Dana Rp 1,8 triliun itu, tidak termasuk biaya pembelian kembali, komisi pedagang perantara serta biaya lain berkaitan dengan aksi korporasi ini.

Pembelian kembali saham merupakan upaya sejumlah emiten di pasar modal unutk menahan laju penurunan harga saham akibat sentimen negatif Viruscorona (Covid-19). Saham BBNI sendiri mengalami penurunan yang tajam. Sepanjang 2020 ini hingga Jumat (13/3), saham BBNI sudah terkoreski sebesar 33,12% dari Rp 7.775 per lembar pada awal tahun menjadi Rp 5.200 per lembar.

Dari sisi kinerja keuangan, sepanjang 2019 lalu, BNI membukukan pendapatan sebesar Rp 54,5 triliun, naik 7,76% dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp 50,57 triliun. Sedangkan laba bersih yang diperoleh BNI sepanjang tahun lalu sebesar Rp 15,38 triliun, naik 2,46% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 15,02 triliun.

Baca Juga :   Tiga Emiten Tambang Plat Merah Alokasikan Dana Rp 500 Miliar untuk Buyback Saham

Berdasarkan catatan Iconomics, alokasi dana buyback dari BNI ini yang terbesar hingga, Sabtu (14/3). Selain BNI, perusahaan yang mengalokasikan dana yang besar untuk buyback adalah PT Barito Pacific Tbk, perusahaan milik Prajogo Pangestu, yang mengalokasikan dana Rp 1 triliun.

Hingga Sabtu (14/3), berikut adalah emiten-emiten yang sudah menyampaikan rencana buyback ke Bursa Efek Indonesia.

  1. PT Tunas Baru Lampung Tbk, anggaran sebesar Rp 300 miliar
  2. PT Yulie Sekuritas Indonesia Tbk, anggaran sebesar Rp 70 miliar
  3. PT Fast Food Indonesia Tbk, anggaran Rp 10 miliar
  4. PT Alfa Energi Investama Tbk,anggaran sebesar Rp 5 miliar
  5. PT Itama Ranoraya Tbk, anggaran sebesar Rp 60 miliar
  6. PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk, anggaran sebesar Rp 14 miliar
  7. PT Jaya Real Property Tbk, anggaran sebesar Rp 100 miliar
  8. PT PP (Persero) Tbk, anggaran Rp 250 miliar
  9. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, anggaran sebesar Rp 300 miliar
  10. PT Waskita Karya (Persero) Tbk, anggaran sebesar Rp 300 miliar
  11. PT Adhi Karya (Persero) Tbk, anggaran sebesar Rp 100 miliar
  12. PT Jasa Marga Tbk (Persero), anggaran sebesar Rp 500 miliar
  13. PT Eastprac Hotel Tbk, anggaran Rp 2 miliar
  14. PT Ace Hardwere Indonesia Tbk, anggaran sebesar Rp 34,3 miliar
  15. PT AKR Corporindo Tbk, anggaran sebesar Rp 500 miliar
  16. PT Barito Pacific Tbk, anggaran sebesar Rp 1 triliun
  17. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, anggaran sebesar Rp 1,8 triliun.
  18. PT Medco Energi Internasional Tbk, anggara sebesar US$ 3 juta.

Leave a reply

Iconomics
Close