Harga Saham Masih Jauh dari Harga IPO, GoTo Kaji Buyback

0
147

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) masih mengkaji rencana pembelian kembali (buyback) saham. Saat ini, harga saham emiten teknologi ini masih jauh dari harga saat penawaran umum perdana saham atau IPO pada Maret-April 2022 lalu.

Mengutip RTI, pada Rabu, 28 Februari 2024, harga saham GoTo bergerak pada kisaran Rp74 hingga Rp79 per lembar. Padahal saat IPO, harga penawaran perdana GoTo adalah Rp338 per saham.

“Rencana buyback masih dalam proses kajian dan kami akan sangat berhati-hati dalam mengkaji semua aspek jika diputuskan untuk dilakukan, juga akan bergantung pada persetujuan para pemegang saham dan regulator,” ujar Patrick Walujo, Direktur Utama GoTo dalam acara Publik Insidental, Rabu 28 Februari 2024.

Patrick mengatakan kinerja keuangan GoTo saat ini semakin baik. Pada kuartal IV yang lalu, Perseroan berhasil mencapai EBIDA positif yang disesuaikan (Adjusted EBITDA).

Meski demikian, Patrick mengatakan Perseroan akan terus berhati-hati dalam mengalokasikan modal dan akan terus memprioritaskan penggunaan kas yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan nilai jangka panjang bagi pemegang saham, termasuk eksplorasi kemungkinan dilakukannya buyback.

Terkait target untuk mencapai laba bersih, Wei-Jye Jacky Lo, Direktur Keuangan mengatakan dengan tercapainya EBIDA positif yang disesuaian pada kuartal IV 2023, secara bisnis dan keuangan, posisi GoTo diharapkan akan terus menguat.

Baca Juga :   Integrasi dan Migrasi Sistem Tokopedia dan TikTok Shop Hampir Rampung

“Unit bisnis On Demand Services (ODS) dan fintech akan terus tumbuh seiring dengan fokus kami mengembangkan berbagai layanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan khususnya pilihan produk yang lebih terjangkau,” ujarnya.

Untuk memastikan Perseroan akan terus bertumbuh dan berinovasi, Jacky Lo mengatakan, sejumlah investasi perlu dilakukan dengan cara yang bijaksana dan strategis, terutama di segmen bisnis fintech.

“Kas Perseroan akan semakin diperkuat dengan biaya layanan e-commerce yang akan diterima Perseroan secara kuartalan dari Tokopedia. Tokopedia memiliki potensi pertumbuhan besar sejalan dengan potensi e-commerce di Indonesia. Seiring pertumbuhan industri dan perusahaan tersebut,  GoTo pun akan menerima manfaat dari kondisi tersebut,” ujarnya.

Saat ini, kepemilikan GoTo di Tokopedia tersisa 24,99%, pasca diakuisisi TikTok. Meski jadi pemilik minoritas, Patrick Walujo mengatakan, “GoTo akan mendapatkan banyak manfaat dari transaksi ini.”

“Kepemilikan GoTo di Tokopedia tidak terdilusi lebih lanjut dan GoTo juga akan menerima pendapatan berkelanjutan yang besar dan akan bertumbuh seiring dengan perkembangan atau pertumbuhan GMV [Gross Merchandise Value] Tokopedia di masa yang akan datang,” ujarnya.

Baca Juga :   Gelar RUPST & RUPSLB, GOTO akan Buyback Saham Senilai Rp3,2 Triliun dan Rombak Komisaris dan Direksi

Keuntungan ini tetap diperoleh GoTo meski  “tidak perlu memberikan pendanaan ke Tokopedia”.

Dengan demikian, GoTo “dapat fokus untuk menggembangkan segmen On Demand Services dan fintech dengan tetap memperoleh keuntungan dari pertumbuhan Tokopedia ke depan”.

“Banyak potensi kolaborasi antara Tokopedia dengan On Demand Services dan fintech sehingga transaksi ini akan menguntungkan banyak pihak,” ujar Patrick.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics