Ini Rekomendasi Core agar Pertumbuhan Ekonomi Tetap di Atas 5%

0
517
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Center of Reform on Economics (Core) Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 4,9% di 2020. Salah satu faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi di bawah 5% karena wabah virus corona yang tentu saja mengganggu pertumbuhan Tiongkok yang menjadi mitra dagang Indonesia.

Dikatakan Direktur Eksekutif Core Indonesia Muhammad Faisal, ketidakpastian perekonomian global karena konflik Iran dan Amerika Serikat, Brexit, terutama karena wabah virus corona yang berasal dari Wuhan, Tiongkok akan mengarahkan prediksi pertumbuhan ekonomi di bawah 5%.

“Di akhir tahun lalu, November tepatnya, Core prediksi 2020 pertumbuhan sebesar 4,9% hingga 5,1% ini lebih lebar prediksinya 0,2% karena ketidakpastian meningkat. Kalau corona ini berlangsung secara lama kita prediksi mengarah potensi pertumbuhan 4,9%,” kata Faisal di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (11/2).

Karena situasi ini, kata Faisal, Core menyiapkan 5 rekomendasi sebagai langkah pemerintah untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi nasional yang selama ini mampu bertahan di atas angka 5%.

Adapun rekomendasi itu, pertama, memperkuat diversifikasi negara tujuan impor dan juga negara asal impor. Meski terdapat hambatan-hambatan non-tarif, pemerintah dinilai harus teliti dalam mencari potensi pasar baru. Semisal, industri furnitur di mana impor barang furnitur dari pasar timur tengah mengalami kontraksi, namun tingkat ekspor ke vietnam mengalami pertumbuhan hingga 2 digit.

Baca Juga :   Pemerintah Optimistis Program Vaksinasi Berjalan Sesuai Target

“Dalam 5 tahun terakhir impor furnitur ke Timur Tengah kontraksi tapi ekspor Vietnam 2 digit, bertolak belakang dengan kita, concern mereka terhadap lingkungan juga nggak seperti Eropa,” kata Faisal.

Rekomendasi kedua, lanjut Faisal, terkait terobosan dari segi pembuatan kebijakan atau smart regulation terutama kebijakan proteksionis terhadap negara-negara mitra. Kemudian, daya saing ekspor sebagai satu sistem yang perlu bauran kebijakan fiskal moneter dan sektoral yang terintegrasi.

Setelah itu, menyangkut penguatan ekonomi domestik guna meningkatkan posisi industri pada global value chain dengan mempertimbangkan pasar terbesar dalam negeri. Juga menjalin kerja sama ekonomi dan kesepakatan dagang secara terukur, yang berawal dari kerangka grand strategy dan langkah antisipasi dini.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics