Virus Corona: Industri Elektronika Hanya Bisa Bertahan hingga Juni 2020

Ilustrasi industri elektronika/Radar Tegal
Gabungan Perusahaan Industri Elektronik dan Alat-alat Listrik Rumah Tangga Indonesia (Gabel) menyebutkan pabrik-pabrik perusahaan elektronik saat ini alami perlambatan produksi (slowdown) karena wabah virus corona. Penurunan produksi yang dialami pabrik-pabrik tersebut mencapai 50% hingga 70%.
Ketua Umum Gabel Oki Widjaja mengatakan, jenis produk elektronik yang paling terpukul adalah televisi. Penurunan tingkat produksi di pabrik, kata Oki, bukan karena berkurangnya persediaan bahan baku (komponen) untuk memproduksi barang-barang tersebut. Faktor utamanya karena merosotnya permintaan dari konsumen.
“Pasokan komponen, khususnya yang berasal dari Tiongkok sudah berangsur pulih. Penyebab utama penurunan produksi adalah merosotnya permintaan dari konsumen, dan sentimen negatif dari para dealer, penyalur dan toko-toko produk elektronika,” kata Oki saat dihubungi di Jakarta, Kamis (9/4).
Menurut Oki, pada masa wabah virus corona, masyarakat lebih mengutamakan pembelian kebutuhan primernya seperti makanan, minuman, dan obat-obatan. Sedangkan produk yang bukan kebutuhan non-primer seperti halnya elektronik rumah tangga mengalami penundaan pembelian.
Karena itu, kata Oki, untuk menghadapi situasi ini, beberapa pabrikan sudah mulai mengurangi kapasitas produksi dengan merumahkan karyawan. Namun, perusahaan-perusahaan itu tetap berusaha untuk menggaji para karyawan yang dirumahkan itu.
Oki akan tetapi tidak menampik kemungkinan pemutusan hubungan kerja (PHK) apabila wabah virus corona masih berlanjut hingga Juni nanti. “Keadaan seperti ini (perusahaan membayar gaji penuh tanpa ada penerimaan dari penjualan) tentunya tidak dapat berlangsung lama, maksimal hanya dapat bertahan 2-3 bulan ke depan,” tuturnya.
Jumlah karyawan yang sudah dirumahkan, kata Oki, sedang dalam pendataan. Karena itu, Oki belum bisa menyampaikan jumlah pastinya. Soal ini juga terus dikomunikasikan dengan pemerintah baik langsung maupun melalui Kadin.
Salah satu isu ketenagakerjaan yang menjadi pembicaraan dengan pemerintah adalah menyangkut tunjangan hari raya (THR). “Namun hingga saat ini pemerintah belum dapat memberikan keputusan yang mendukung industri elektronika di Tanah Air,” katanya.
Leave a reply
