
Virus Corona Membawa Berkah: Transaksi Digital Dinilai Meningkat

DANA, startup dompet digital yang mendapat investasi dari PT Elang Mahkota Teknologi (Emtek) dan Ant Financial yang didukung Alibaba/The Iconomics
Kendati wabah virus corona terus membayangi secara global, bahkan berdampak terhadap perekonomian, tapi tidak untuk transaksi digital. Bahkan transaksi digital diprediksi akan meningkat karena masyarakat secara luas mulai membatasi diri untuk berinteraksi langsung.
Pemerintah Tiongkok, misalnya, karena pandemi virus corona telah mengeluarkan imbauan untuk mengutamakan transaksi digital ketimbang transaksi konvensional. Soal ini, Chief Legal dan Compliance Officer DANA Dini Artarini menilai pertumbuhan transaksi digital sangat mungkin akan meningkat. Pasalnya, masyarakat saat ini berusaha membatasi diri bertatap muka.
Itu dilakukan karena meminimalisir penularan wabah virus corona. Dini karena itu optimistis perkembangan transaksi ekonomi digital akan meningkat. “Kami memprediksi ini akan meningkat. Sebab saat ini masyarakat di dunia dan Indonesia sedang berusaha untuk menghindari tatap muka, dan pada akhirnya mereka akan beralih kepada transaksi digital dan online,” kata Dini di Jakarta beberapa waktu lalu.
Perkiraan peningkatan transaksi online bukan tanpa dasar. Dini merujuk kepada ketika kampanye belanja online, transaksi DANA meningkat 1,5 hingga 2 kali lipat. Khusus pengaruh virus corona ini, Dini belum bisa memastikan jumlah kenaikan transaksi digital tersebut.
“Kalau dari dampak tersebut (Covid-19), saya belum tahu, pada dasarnya ada kemungkinan akan meningkat, kira-kira begitu,” kata Dini.
Beberapa waktu lalu, lembaga pemeringkat ekonomi internasional, Moody’s, memprediksi penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dari 4,9% menjadi 4,8%. Salah satu penyebabnya tak lain akibat menyebarnya covid-19, yang menjadikan pertumbuhan ekonomi menjadi lambat baik di Indonesia maupun di global.
Moody’s juga memprediksi pertumbuhan perekonomian negara-negara anggota G20, dimana penurunan ekonomi hanya 2,1%, atau turun sekitar 0,3% dari angka perkiraan awal. Lagi-lagi hal ini disebabkan akibat lemahnya konsumsi dan produksi global akibat pandemi covid-19.
Leave a reply
