Pembentukan Holding Diharapkan Tingkatkan Kinerja BUMN

0
695

Pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang gencar dilakukan pemerintah melalui Kementerian BUMN diharapkan bisa mendongkrak kinerja perusahaan plat merah.

Menurut Toto Pranoto, Associate Partner BUMN Research Group Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, kemampuan BUMN menghasilkan profit masih perlu ditingkatkan untuk dapat berkontribusi terhadap perekonomian nasional dan bersaing dengan perusahaan multinasional.

Kemampuan BUMN di Indonesia untuk menghasilkan profit masih relatif rendah. “Kalau kita lihat misalnya sampai dengan 2020 profit marginnya hanya di sekitar 2%. Ini menunjukkan kemampuan dari BUMN itu sendiri untuk bisa meng-generate profit dari aset yang dimiliki, dari tingkat sales yang bisa mereka generate, itu relatif masih rendah. Ini saya kira PR kedepan untuk perbaikan,” ujar Toto dalam webinar ‘BUMN Outlook 2022: Bagaimana Masa Depan Holding BUMN Sebagai Mercusuar Ekonomi Indonesia tahun 2022?‘ yang digelar Theiconomics, Kamis (24/3).

Toto mengatakan secara umum kondisi BUMN di Indonesia adalah pareto. Dari sekitar 100 BUMN yang ada, sebanyak 25 BUMN menyumbang 85% lebih dari total pendapatan dan aset BUMN. “Tentu kondisi pareto itu harus kita perbaiki kedepan karena ini menunjukkan bahwa cukup banyak BUMN, tetapi yang produktif relatif sedikit. Sehingga dari peta inilah kemudian pemerintah, Kementerian BUMN melancarkan strategi pembentukan holding. Harapannya tentu supaya kinerja mereka bisa lebih baik sehingga kondisi pareto ini bisa diperbaiki,” ujar Toto.

Baca Juga :   Webinar "BUMN Outlook 2022: Bagaimana Masa Depan Holding BUMN Sebagai Mercusuar Ekonomi Indonesia tahun 2022?"

Menurut Toto, pembentukan holding mestinya mampu menciptkan nilai (create value) yang lebih besar dibandingkna berdiri sendiri tanpa holding.

“Misalnya kalau ada 5 perusahaan bergabung dalam satu holding, maka nilainya bukan lagi 5 mestinya, tetapi nilainya itu mesitnya 7 sampai dengan 8. Tinggal dicari nanti sumber-sumber value creation-nya,” ujarnya.

Menurutnya, banyak faktor yang bisa membuat bagaimana value creation bisa diciptakan. Dimulai dari yang paling sederhana misalnya menciptakan efisiensi yang lebih dalam. Bila efisiensi bisa dibuat lebih dalam dengan struktur biaya yang lebih ramping, maka perusahaan juga akan mendapatkan profit yang lebih baik.

Selanjutnya, bila struktur biaya berhasil ditekan, kemudian pendapatan bisa dilipatgandakan, maka value creation pun akan lebih besar lagi. “Jadi, kita perhatikan sumber-sumber value creation-nya dimana saja. Jangan sampai nanti yang terjadi justru value destroying. Kalau value destroying justru yang terjadi sebaliknya, misalnya ada 5 company tergabung dalam satu holding, nilainya bukan lagi 5 tetapi 4,misalnya. Ini tentu hal yang tidak kita inginkan,” ujarnya.

Baca Juga :   Utang dan Pembiayaan Pesawat Sumber Tekanan Utama Keuangan Garuda

Toto menambahkan, masalahnya, beberapa holding yang sudah terbentuk saat ini tidak bisa meng-create value dengan cepat bahkan cenderung menjadi tidak bisa produktif. Hal ini terjadi karena penangangan post merger integration-nya tidak berjalan dengan baik.”Jadi, post merger integration ini menurut saya adalah kuncinya,” ujarnya.

Meski tidak mudah, upaya yang dilakukan adalah menyatukan corporate culture dengan lebih baik dan lebih cepat sehingga menjadi culture yang bisa diterima oleh keseluruhan entitas yang bergabung dalam holding tersebut. Dalam hal ini dibutuhkan project manager office (PMO) untuk mengakselerasi konsolidasi perusahaan.

Setelah konsolidasi dilakukan selanjutnya diharapkan ada sinergi antar-perusahaan dalam holding tersebut. Selain itu juga dibutuhkan figur pemimpin yang visioner untuk bisa meyakinkan seluruh elemen dalam organisasi untuk berjuang bersama-sama membuat value creation.

Leave a reply

Iconomics