Waskita Karya Fokuskan 5 Rencana Strategis, Dirut Waskita Ungkap Perkembangan Restrukturisasi Utang
PT Waskita Karya (Persero) Tbk fokus melakukan 5 rencana strategis untuk memperkuat lini bisnis yang dijalankan perusahaan. Hal itu dilakukan di tengah proses restrukturisasi perusahaan BUMN karya tersebut.
Direktur Utama Waskita, Muhammad Hanugroho mengatakan pertama, pihaknya akan fokus pada stabilitas keuangan perusahaan. Kedua, Waskita berencana kembali menjalankan bisnis inti yakni sebagai penyedia jasa konstruksi. Ketiga, Waskita akan melakukan divestasi di sisa 10 ruas jalan tol. Keempat, Waskita berupaya untuk memperkuat tata kelola, dan manajemen risiko perusahaan yang bertanggung jawab.
Kelima, pria yang disapa Oho itu mengatakan pihaknya berkomitmen untuk melanjutkan peningkatan kualitas human resource di Waskita. Menurut Oho, dalam menjalankan bisnis jasa konstruksi human resources berperan sebagai kunci utama dalam menjalankan proses bisnis.
“Peningkatan Kompetensi diantaranya melalui Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK), pelatihan dan peningkatan kompetensi di seluruh lini industri Jasa Konstruksi,” kata Oho dalam acara Public Expose Waskita di Gedung Waskita Heritage, Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Untuk perkembangan proses restrukturisasi, Oho menjelaskan Waskita telah mendapatkan persetujuan Pokok Perubahan Perjanjian KMK Penjaminan (KMKP) dari 5 kreditur perbankan dengan nilai Rp5,2 triliun. Bahkan, kata Oho, upaya restrukturisasi itu telah mendapat dukungan penuh dari Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan.
Selain itu, Oho menambahkan Waskita pun telah mendapat persetujuan atas 3 dari 4 seri obligasi non-penjaminan. Soal itu, Oho menyebutkan sudah dilakukan pembayaran atas kupon restrukturisasi, dan kupon standstill.
Terkait satu seri obligasi non-penjaminan yang belum mendapat persetujuan, Oho mengungkapkan perusahaan terus berusaha melalui komunikasi intensif yang dilakukan kepada pemegang obligasi dan wali amanat. Langkah itu dilakukan untuk mencapai persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) selanjutnya.
“Waskita berkomitmen untuk menjaga sustainability bisnis pasca penandatanganan restrukturisasi 21 kreditur perbankan dengan nilai outstanding sebesar Rp26,37 triliun yang merupakan bagian dari kesepakatan dalam MRA (Master Restructuring Agreement),” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Oho memastikan bahwa Waskita menerapkan environmental social governance (ESG) dalam setiap lini proses bisnis. Pada pilar environmental, Perseroan menggunakan green products, green materials, dan mengurangi emisi karbon melalui reforestation.
Kemudian, lalu terkait social, diterapkan kebijakan respectful workplace policy, meningkatkan kapabilitas dan kesadaran ESG di lingkungan kerja, juga menggelar pelatihan guna meningkatkan pemahaman kapabilitas pegawai terkait dekarbonisasi. Sementara pada sisi governance, Waskita berkomitmen mengimplementasi sistem manajemen anti penyuapan, sistem pengendalian gratifikasi, pedoman Whistle Blowing System (WBS), sekaligus assessment good corporate governance (GCG).
“Ke depannya, Waskita Karya siap mendukung Asta Cita Presiden melalui pembangunan infrastruktur yang mendukung kemandirian bangsa melalui swasembada pangan dan air,” ucapnya.