Bintan Alumina Indonesia Siap Ekspor Alumina Mulai Juli 2021

0
968

Pembangunan refinery alumina oleh PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) sudah selesai dan akan melakukan ekspor alumina pada Juli 2021. Direktur Utama BAI Santoni mengatakan pembangunan refinery alumina berkapasitas 1 juta ton per tahun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang telah rampung. Bahkan, pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina dengan kadar 98% tersebut sudah selesai masa uji coba produksi (commissioning).

Ia mengatakan pihaknya sudah bisa produksi penuh pada bulan Juni ini. ”Sekarang kami sedang membangun satu lagi refinery alumina berkapasitas 1 juta ton per tahun. Progres pembangunan sudah 30%. Kalau semua berjalan lancar, awal tahun 2022 pembangunan selesai dan mulai uji coba produksi,” kata Santoni dalam keterangan tertulis.

BAI akan melakukan ekspor perdana pada Juli 2021 sebanyak 25.000 ton bubuk alumina. Alumina tersebut akan dikapalkan ke Malaysia melalui pelabuhan KEK Galang Batang.

Hingga kuartal I tahun 2021, PT BAI telah merealisasikan investasi sebesar Rp14 triliun di KEK Galang Batang. Tenaga kerja yang sudah terserap sekitar 4.000 orang. Investasi tersebut digunakan untuk membangun refinery alumina kapasitas 1 juta ton per tahun, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), water reservoir, pelabuhan, coal gas plant, dan pembangunan kawasan.

Baca Juga :   Menko Perekonomian Dorong KEK Galang Batang Produksi Alumina dan Aluminium

Hingga akhir tahun 2021, nilai investasi diperkirakan akan meningkat menjadi Rp17 triliun. PT BAI saat ini sedang melakukan pembangunan refinery alumina plant kedua, sehingga kapasitas produksinya menjadi 2 juta ton per tahun.

Dampak investasi dari PT BAI bagi perekonomian nasional adalah menurunkan impor produk alumina karena sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Kontribusi peningkatan nilai ekspor yang diperkirakan sebesar Rp4,5 triliun melalui ekspor smelting grade alumina. Proyeksi jumlah tenaga kerja pada saat produksi adalah sebesar 7.000 orang pada akhir tahun 2021.

Leave a reply

Iconomics