Rekor, Ekspor Minyak Sawit Mei 2021 Tertinggi Sepanjang Sejarah

Ilustrasi kelapa sawit/Antara
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyebut nilai ekspor produk minyak sawit bulan Mei 2021 menjadi rekor ekspor sawit bulanan tertinggi sepanjang sejarah. Nilai ekspor tersebut sebesar US$3,063 miliar.
Pencapaian tersebut didukung oleh harga rata-rata bulan Mei yang sangat tinggi yaitu US$1.241/ton cif Roterdam yang merupakan harga rata-rata bulanan tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Gapki juga menyebut nilai ekspor sawit tersebut berkontribusi 18,5% dari total nilai ekspor nasional bulan Mei sebesar US$16,60 miliar.
Kenaikan nilai ekspor juga didukung oleh kenaikan volume ekspor sebesar 12,0% dari bulan April dan mencapai 2,952 juta ton. Kenaikan ekspor terbesar terjadi pada produk olahan crude palm oil (CPO) sebesar 432 ribu ton menjadi 2.318 ribu ton dan olahan PKO yang naik dengan 31 ribu ton menjadi 119 ribu ton. Sedangkan ekspor CPO dan crude PKO keduanya turun 119 ribu ton.
Dalam siaran pers tertulis, Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono mengatakan kenaikan ekspor tertinggi terjadi untuk tujuan Pakistan yaitu naik 138 ribu ton menjadi 265,5 ribu ton, tujuan Afrika (selain Mesir) naik 103,6 ribu ton menjadi 243,2 ribu ton, Timur Tengah (selain Mesir) naik 75,1 ribu ton menjadi 154,72 ribu ton, sedangkan ekspor ke Mesir turun 15,8 ribu ton menjadi 77,0 ribu ton.
Adapun penurunan terbesar terjadi untuk tujuan China sebesar 157,6 ribu ton menjadi 467,3 ribu ton dan ke India sebesar 83,7 ribu ton menjadi 213,9 ribu ton.
Konsumsi dalam negeri juga mengalami kenaikan sebesar 55 ribu ton menjadi 1,645 juta ton. Konsumsi untuk keperluan pangan mencapai 842 ribu ton naik 2,8%, oleokimia 176 ribu ton naik 8,6% dan untuk biodiesel 627 ribu ton atau turun 0,32% dari bulan sebelumnya.
Produksi sawit bulan Mei sebesar 4.354 ribu ton terdiri CPO sebesar 3.966 ribu ton dan PKO 388 ribu ton sehingga total kenaikan produksi CPO dan PKO adalah 257 ribu ton atau naik 6% dibandingkan produksi bulan April sebesar 4.097 ribu ton. Kenaikan produksi tersebut lebih rendah dari kenaikan ekspor dan konsumsi sebesar 353 ribu ton, sehingga stok bulan Mei turun menjadi 2,884 ribu ton. Rendahnya stok minyak sawit dan juga beberapa minyak nabati utama lainnya menjadi salah satu penyebab tingginya harga minyak nabati.
Leave a reply
