
Sukses di Indonesia, WIR Group Kembangkan Mind Stores ke Filipina

Gupta Sitorus, Group Chief Sales and Marketing Officer WIR Group berbicara dalam acara ‘Comms Outlook 2024: Adaptive & Optimistic’ yang digelar The Iconomics di Jakarta, Senin (29/1).
Iconomics - Meski masih pada fase adopsi awal (early adoption), elemen teknologi metaverse seperti Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), Artificial Intelligence (AI), dan blockchain sebenarnya sudah memiliki sejumlah contoh penggunaan (use case) pada bisnis riil, tidak hanya di luar negeri, tetapi juga di Indonesia.
PT WIR ASIA Tbk atau WIR Group, sudah mengembangkan beberapa contoh pemanfaatan elemen teknologi metaverse ini pada beberapa perusahaan di Indonesia.
Melalui divisi Mind Stores, yaitu divisi yang fokus membangun jejaring social commerce, sejak 2017 WIR Group mengembangkan toko virtual bersama Alfamart yaitu Alfamind.
“Sampai dengan hari ini kita sudah punya lebih dari 200 ribu ibu-ibu yang menjadi pemilik toko virtual Alfamart dan rata-rata mereka punya income di atas UMR [Upah Minimum Regional],” ungkap Gupta Sitorus, selaku Group Chief Sales and Marketing Officer WIR Group dalam acara ‘Comms Outlook 2024: Adaptive & Optimistic’ yang digelar The Iconomics di Jakarta, Senin (29/1).
Apa itu Alfamind?
Gupta mengatakan tahun 2017, perusahaan ritel, Alfmart ingin membuka kesempatan kepada sebanyak-banyaknya orang Indonesia memiliki toko sendiri.
Tetapi, masalahnya, membuka toko Alfamart itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, mulai dari membayar franchise, membeli lahan dan membangun toko fisiknya.
“Akhirnya kita bikin sebuah solusi, bersama dengan Alfamart, kita bikin yang namanya Alfamind, dimana semua orang sejak 2017 bisa punya toko virtualnya sendiri namanya Alfamind,” ujar Gupta.
Dengan Alfamind ini, tidak perlu lagi membayar franchise, memiliki lahan dan membangun toko, tetapi cukup mendaftar di Alfmart dan mendapakan kartu. Kartu inilah yang menjadi pintu masuk ke toko virtual Alfamind.
“Buat Alfamart ini adalah potensi untuk mengembangkan bisnis mereka, menambah cabang mereka tanpa harus membangun toko fisik,” ujarnya.
Jumlah barang yang ditawarkan di toko virtual ini juga jauh lebih banyak dibandingkan barang yang tersedia di toko fisik.
Untuk pemilik toko, selain tak harus membayar franchise, juga tak perlu memikirkan inventori dan gudang serta logistik, karena semuanya disedikan oleh Alfamart.
“Modul ini akhirnya dianggap telah sukses dan kita juga bawa ke Filipina, karena kami juga sedang ekspansi ke Filipina,” ujar Gupta.
Selain dikembangkan di Filipina, Gupta mengatakan, toko virtual model Alfamind juga sudah dilirik oleh beberapa perusahaan ritel di Indonesia, seperti Kimia Farma dan Kalbe Farma.
Sejak awal berkiprah di mancanegara
WIR Group merupakan perusahaan Indoensia yang berdiri tahun 2009. Perusahaan ini sudah cukup lama mengembangkan teknologi-teknologi yang menjadi tulang punggung dari metaverse , jauh sebelum istilah ini populer, yaitu Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), Artificial Intelligence (AI) dan blockchain.
Gupta mengatakan sejak 2009, WIR Group memang fokus di pasar global, daripada Indonesia dan sudah menggarap lebih dari 1.000 proyek di 20 negara.
WIR Group, misalnya pernah membantu Pharrell Williams, musisi dan desainer fashion Amerika, saat peluncuran single “Happy”, sekaligus pada saat yang sama membuka butiknya di Newyork. Saat itu, WIR Group membuat sebuah aktivasi menggunakan teknologi AR, dimana konsumen yang masuk ke butiknya, tinggal mengarahkan handphone-nya, kemudian muncullah avatar Pharrell di semua pakaian dan merchandise yang ada di butik itu.
Tahun 2015, WIR Group juga terlibat dalam kampanye poltik calon presiden Nigeria, Muhammadu Buhari di Nigeria. Saat itu, pemilih di negara itu mayoritas adalah anak-anak muda dan merupakan salah satu negara dengan penggunaan android terbesar di dunia saat itu.
“Kami melihat ada sebuah peluang untuk menggunakan teknologi untuk meraih simpati atau hati anak-anak muda. Kita bikinlah sebuah kampanye ‘Next for Nigeria’ dimana kami menggunakan elemen dari metaverse yaitu Augmented Reality (AR) untuk membuat sebuah public campaign,” ujar Gupt.
Muhammadu Buhari kemudian terpilih sebagai presiden Nigeria pada tahun 2015. Pensiunan militer ini kemudian terpilih lagi pada pemilu tahun 2019 dan berkuasa hingga 2023.
Sejak 2009, WIR Group sudah mendapatkan lima hak panten terkait dengan teknologi AR dan aplikasinya dan membangun enam anak perusahaan.
Pada tahun 2015, WIR Group juga mengembangkan platform berbasis Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) untuk show unit sebuah pengembang properti di Kuala Lumpur. Dengan platform berbasis AR dan VR, konsumen dapat melihat unit seperti melihat langsung, meski tidak ke lokasi.
Platform show unit berbasis AR dan VR ini pun sudah dilirik oleh perusahaan properti di Indoensia, sebagai sebuah solusi efisien dalam memasarkan properti.
AR, jelas Gupta, merupakan teknologi yang bisa diaplikasikan ke berbagai macam sektor. Tahun 2019, WIR Group misalnya bekerja sama dengan Universitas Atmajaya, Jakarta, dalam menghadirkan kelas praktikum kedokteran yang efisien berbasis teknologi AR.
“Mata kuliahnya cukup spesifik yaitu Alzheimer dan mencari pasien Alzheimer, mungkin belum banyak di Indonesia. Akhirnya kita membuat sebua modul dimana mahasiswa bisa belajar tanpa harus acquired human organ,” ujar Gupta.