
Tingkatkan Rantai Nilai Tebu dan Kelapa, TTC AgriS Asal Vietnam Menggandeng Sungai Budi Group

Peresmian kerja sama antara TTC AgriS dengan Sungai Budi Group disaksikan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok, Y.M. To Lam, para Perwakilan Pemerintah Senior dari Vietnam dan Indonesia, Dang Huynh Uc My, Chairlady, TTC AgriS, serta Oey Alfred, Direktur Sungai Budi Group/Dok.
Perusahaan pertanian asal Vietnam, TTC AgriS dan perusahaan agrobisnis Indonesia, Sungai Budi Group akan berkolaborasi dalam penerapan sains di sektor pertanian yang didukung teknologi, serta pengembangan rantai nilai industri pertanian di Indonesia, khususnya untuk tanaman tebu dan kelapa.
TTC AgriS akan mendirikan usaha patungan yang bergerak dalam bidang pertanian presisi dan manufaktur canggih, serta memanfaatkan kemitraan ini untuk merambah pasar pertanian dunia.
“Strategi kolaborasi global TTC AgriS tak hanya meningkatkan kualitas produk dan jangkauan pasar, namun juga memperkuat komitmen pada pembangunan berkelanjutan. Dengan mengintegrasikan teknologi canggih dan pengalaman industri selama puluhan tahun, kami ingin berkontribusi besar terhadap perkembangan sektor pertanian moderen di Vietnam dan wilayah lain yang lebih luas,” kata Chairlady TTC AgriS, Dang Huynh Uc My dalam keterangannya.
Pada industri gula, kedua perusahaan akan berfokus pada transfer teknologi, praktik terbaik dalam pengelolaan perkebunan, solusi digital di sektor pertanian, serta proses perdagangan antara Vietnam dan Indonesia.
Lahan perkebunan uji coba seluas 2.000 hektar juga akan diluncurkan di Indonesia. Proyek ini akan menguji coba teknologi budi daya tanaman yang meningkatkan panen dan kualitas tanaman. Pusat kerja sama litbang pertanian di Indonesia juga termasuk dalam rencana kerja sama tersebut.
Pada industri kelapa, kedua perusahaan akan meningkatkan skala produksi hingga 300 juta liter/kilogram dalam dua tahap: pengembangan platform produksi dan komersial dengan kapasitas awal 120 juta liter/kilogram kelapa untuk pasar Indonesia & global dalam fase pertama.
Proyek ini juga mencakup pengembangan ekosistem perkebunan kelapa organik seluas 20.000 hektar, bekerja sama dengan petani lokal dan skala kecil, guna meningkatkan skema bagi hasil dan menjaga standar kualitas.
Leave a reply
