
Bapanas Hentikan Bansos Beras di Masa Tenang Pemilu 2024

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi/Foto: Dok.Bapanas
Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan menghentikan sementara penyaluran bantuan sosial (bansos) beras selama masa tenang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 3 tahun 2022 masa kampanye Pemilu 2024 berakhir pada 10 Februari nanti dan masa tenang pemilu dimulai pada 11-13 Februari 2024.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah mengumumkan secara terpisah bahwa bansos harus dihentikan sementara selama masa tenang pemilu. Bansos beras akan kembali disalurkan setelah pelaksanaan pencoblosan pemilu atau pada 15 Februari 2024.
“Jadi, tanggal 8 hingga 9 Februari 2024 yang merupakan hari libur nasional dan 10 Februari yang menjadi hari terakhir kampanye, lalu 11 hingga 13 Februari yang merupakan masa tenang Pemilu, bantuan pangan beras akan dihentikan sementara untuk menghormati Pemilu dan pemutakhiran data. Sekali lagi, ini karena memang tidak ada politisasi bantuan pangan,” kata Arief dalam keterangan resminya pada Rabu (7/2).
Arief menambahkan, pihaknya pun sudah mengirimkan surat kepada Perum Bulog untuk menghentikan penyaluran bansos beras pada 8-14 Februari 2024 di seluruh wilayah Indonesia. Juga meminta Bulog untuk mempersiapkan penyaluran bansos setelah masa tenang selesai.
Sejauh ini, kata Arief, realisasi bantuan pangan beras hingga 6 Februari 2024, telah mencapai 179.149.760 kilogram. Rencananya program bantalan ekonomi masyarakat ini akan dilaksanakan hingga Juni mendatang.
“Kami tegaskan kembali, bantuan pangan ini sebenarnya bukan hanya jelang pemilu. Bantuan pangan ini tentunya dilakukan oleh pemerintah, jadi negara itu hadir di saat memang diperlukan. Agendanya juga tidak mengikuti agenda politik, tetapi memang sesuai dengan kebutuhan,” ujar Arief.
Bapanas bersama BUMN pangan, kata Arief, siap untuk menghadapi musim panen pada Maret 2024. Dan untuk itu, BUMN pangan siap berperan sebagai pemasok kebutuhan industri dan pasar.
Masih kata Arief, pemerintah akan menjaga harga bahan pokok di tingkat petani agar tidak jatuh selama musim panen tiba. Kesejahteraan petani dapat dilihat dalam perkembangan nilai tukar petani (NTP).
Khusus NTP tanaman pangan, kata Arief, berdasarkan historis data dari Badan Pusat Statistik (BPS), mulai Oktober 2022, tercatat mulai berkembang melampaui angka 100. Terkini, NTPP di Januari 2024 berada di 116,16.
“Untuk persiapan panen bulan Maret (2024) itu proyeksinya 3,51 juta ton beras. Kemudian jagung 1,9 juta ton. Kita siapkan modern rice milling plant (MRMP), corn drying center (CDC), dryer (pengering), diaktifkankan semua,” tuturnya.
Leave a reply
