Komisi VI Nilai Right Issue Waskita di 2022 Tak Akan Optimal karena Kinerja Keuangan Buruk

0
480

Kinerja keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang dinilai tidak baik akan berdampak terhadap aksi korporasi right issue yang akan dilakukan. Kinerja keuangan itu dinilai membuat publik tidak tertarik untuk membeli saham Waskita.

Menurut anggota Komisi VI DPR Hendrik Lawerissa, hal itu tampak dari realisasi right issue Waskita pada 2021 hanya Rp 1,5 triliun dari target Rp 4 triliun. Faktanya itu berdampak terhadap porsi kepemilikan saham pemerintah meningkat menjadi 75,35% dari 66,04% yang disebabkan adanya saham tak laku (undersubscribed).

“Karena itu, menurut saya, apa yang ditargetkan Waskita terlalu progresif. Kalau bercermin dari right issue di 2021, seperti begitu realisasinya, apalagi di 2022. Terlalu progresif, saya kira lebih arif kalau target itu dibuat lebih konservatif dan realistis,” kata Hendrik di Kompleks Parlemen seperti dikutip situs resmi DPR beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, Waskita berencana melakukan right issue di 2022 dengan 2 opsi. Pertama, persentase saham pemerintah tetap di angka 75,35% dengan konsekuensi membutuhkan dana baru, melalui penyertaan modal negara (PMN) dan right issue sebesar Rp 3,9 triliun. Kedua, persentase saham pemerintah kembali ke angka 66,04% dengan konsekuensi membutuhkan dana baru, melalui PMN dan right issue sebesar Rp 6,9 triliun.

Baca Juga :   Anggota Komisi VII Sepakat Dalami Persoalan Migor dan Regulasi Kelapa Sawit

Seperti Hendrik, rekannya di Komisi VI, Harris Turino mengatakan, kondisi pasar secara umum masih ada kekhawatiran karena kenaikan tingkat bunga global. Atas dasar itu, sejauh mana Waskita Karya optimistisn bahwa Rp 3,9 triliun itu bisa dicapai.

Harris khawatir, jika opsi pertama right issue tidak tercapai karena adanya potensi risiko saham yang tidak laku senilai Rp 900 miliar, maka akan banyak proyek yang dikelola Waskita akan terganggu. “Juga disebutkan bahwa perusahaan menerbitkan obligasi dan sukuk senilai Rp 3,83 triliun. Ini belum ada penjelasan sama sekali. Timeline-nya bagaimana? sehingga kami butuh konfirmasinya,” kata Harris.

Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma memaparkan, dengan adanya suntikan modal neraca keuangan perseroan telah membaik menjadi Rp 20,13 triliun. Dari sisi current ratio telah membaik dari yang sebelumnya di bawah 1 saat ini sudah menjadi 1,75 yang disebabkan kas yang diperoleh cukup signifikan.

Sementara itu, debt to equity ratio (DER) juga meningkat menjadi 3,4% dan dinilai cukup aman bagi perseroan untuk sementara waktu. “Kas aktivitas operasi ini memang masih negatif sesuai dengan proyeksi yang dibuat tetapi nanti perlahan-lahan ini untuk 2022 kemudian juga nanti 2023 dan seterusnya diimbangi dengan proses divestasi yang mudah-mudahan on track sejauh ini masih kontrak ini kita akan memulai menjadi positif,” kata Taufik.

Baca Juga :   Kinerja 2022 Pertamina, Digitalisasi Terintegrasi Hasilkan Cost Optimization Hingga US$3,27 Miliar

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics