
Megawati: Maaf, PDI Perjuangan Hanya Usung Jokowi 2 Periode

Tangkapan layar, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri/Iconomics
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memastikan hanya akan mengusung Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebanyak 2 periode. Keputusan tersebut sebagai wujud untuk taat terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Megawati, seharusnya para elite politik Indonesia dapat mengikuti peraturan yang sudah disepakati dan dibuat bersama. Seharusnya tidak perlu mengulang sejarah yang sudah pernah terjadi dan contohnya seperti yang dialami Presiden Soekarno.
Megawati bercerita, Bung Karno pernah ditetapkan sebagai presiden seumur hidup yang keputusannya tertuang dalam Ketetapan MPRS No. III/MPRS tahun 1963 tentang Pengangkatan Dr Ir Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. Akan tetapi, pada akhirnya harus dilengserkan, lantaran sejumlah tokoh politik di kala itu tidak mematuhi peraturan yang berlaku.
“Jadi ketika Bung Karno dijadikan presiden seumur hidup, mendadak gitu, sepertinya terus dibuat kesalahan terus dilengserkan. Ini apa mau begitu terus? Kita seperti uji coba terus-menerus, tidak ada habis-habisnya. Lha kalau sudah 2 kali, ya maaf, ya 2 kali,” kata Megawati dalam pidatonya di acara HUT ke-50 PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa (10/1).
Soal calon presiden di Pemilu 2024, kata Megawati, akan diumumkan dalam waktu yang tepat seperti halnya ketika memutuskan memilih Jokowi sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2014. Ketika itu, banyak pihak yang bertanya-tanya siapakah sosok yang akan dipilih Megawati menjadi capres. Karena itu, kata Megawati, seluruh kader untuk tetap fokus kerja, turun ke lapangan untuk membantu masyarakat.
“Dulu, maaf ya beribu maaf, siapa sih yang tahu Pak Jokowi? Lho iyalah. Ketika pada mulai nanya, ‘ibu mau nyalonin siapa?’ Ya entar saja. Makanya kan tidak di pesta, di rumah saya saja saya umumkan. Gitu lho. Jadi jangan deh, mbok kerja dulu, baru gegap gempitanya itu lho,” ujar Megawati.
Dengan demikian, kata Megawati, seluruh pihak agar bersama-sama menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hanya dengan begitu sejarah tidak terulang lagi seperti yang dialami Megawati ketika Pemilu 1999.
Megawati mengatakan, saat itu PDI Perjuangan memenangi Pemilu 1999, namun kenyataannya tidak terpilih sebagai presiden dalam sidang MPR.
“Padahal janjiannya, partai yang menang itulah yang akan dicalonkan jadi presiden. Tapi karena belum pemilu langsung, jadi itu dilakukan di sidang MPR. Kejadiannya kan begitu. Buat saya itu hanya sebagai perjalanan saja, pembelajaran kepada saya. Republik yang kita bangun ini ternyata tidak mudah,” tutur Megawati.
Leave a reply
