Puan Didaulat Jadi Panelis Dalam Pertemuan Ketua Parlemen Perempuan Dunia

0
413

Ketua DPR Puan Maharani didaulat menjadi salah satu panelis dalam 13th Summit of Women Speakers of Parliament di Wina, Austria, Senin (6/9). Adapun alasan pemilihan Puan menjadi panelis karena perannya dalam komite persiapan yang bertugas menyiapkan substansi pertemuan para ketua parlemen perempuan dunia tersebut.

Bersama 4 ketua parlemen negara lain, Puan memimpin jalannya forum yang bertema Women at The Centre: From Confronting  The Pandemic to Preserving Achievement in Gender responsive Recovery. Dalam forum tersebut, Puan menyatakan dukungan terhadap akses dan peran perempuan yang lebih besar dalam penanganan pandemi Covid-19.

Dia menyampaikan, peringkat vaksinasi Indonesia yang berada di rangking ke-7 dunia, juga tidak terlepas dari peran perempuan yang menjadi tenaga kesehatan dan vaksinator. “Kami mendorong terus pemerataan vaksin secara cepat kepada seluruh rakyat. Di Indonesia tingkat vaksin pertama dan kedua telah mencapai 100 juta (penyuntikan),” kata Puan.

Sebelumnya dalam sesi Women on The Pandemic: A Tribute to Every Day Heroes, para peserta menyampaikan pandangan pro dan kontra terkait tema apakah perempuan yang bekerja di garda terdepan selama pandemi Covid-19 lebih efektif dalam memberikan perawatan dan pelayanan dibandingkan laki-laki di bidang yang sama.

Baca Juga :   Penggunaan Nomor Identitas Tunggal untuk NPWP, Ini Saran Anggota Komisi II DPR

Dalam isu ini, Puan menyatakan kontra. Sebab, menurutnya, kesetaraan gender dapat dicapai dengan partisipasi dan dukungan seluruh elemen masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki.

“Kita tidak perlu mengkontradiksi peran salah satunya, perempuan atau laki-laki. Asumsi bahwa perempuan lebih baik dari laki-laki di garis terdepan akan dipersepsikan laki-laki kurang kompeten,” kata Puan.

Menurut Puan, yang dibutuhkan saat ini adalah akses yang sama antara perempuan dan laki dalam menangani pandemi Covid-19, dan semua harus diberi kesempatan berdasar merit atau kemampuannya. “Kita perlu kebersamaan, solidaritas dan kolaborasi dalam penanganan pandemi, karena skala pandemi yang besar,” ujar Puan.

“Kita tidak perlu kompetisi antara laki dan perempuan untuk berperan di masyarakat.”

Puan mengakui, perempuan telah memberi kontribusi besar dalam mengatasi pandemi. Tidak hanya di Indonesia, perempuan mewakili hampir 70% garda terdepan layanan kesehatan di dunia, dan sebagian besar bekerja sebagai perawat.

“Tanpa keterlibatan perempuan, respons kita terhadap pandemi akan lebih lambat,” ujarnya.

Leave a reply

Iconomics