Rencana Kemenkes Pertimbangkan Booster Kedua untuk Tekan Covid-19 Dapat Dukungan

Anggota Komisi IX DPR Nurhadi/Dokumentasi DPR
Anggota Komisi IX DPR Nurhadi mendukung rencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang mempertimbangkan pemberian vaksin booster kedua atau pelaksanaan vaksin Covid-19 keempat. Upaya tersebut dinilai sesuatu yang positif untuk menekan angka penyebaran Covid-19 dan dilakukan melalui kajian ilmiah pula.
“Sah-sah saja soal rencana vaksin keempat yang dilakukan pemerintah. Tentu ini menambah pengetahuan dalam khazanah medis, apalagi ditunjang melalui fakta-fakta empiris yang meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi resiko kematian,” kata Nurhadi dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Meski demikian, kata Nurhadi, pemerintah sebaiknya menyelesaikan target-target vaksinasi yang belum terealisasi. Apalagi implementasi vaksin booster ketiga di Indonesia masih terbilang rendah dengan pencapaian sebesar 25% secara nasional.
“Sebaiknya pemerintah fokus terlebih dahulu untuk memenuhi capaian target nasional untuk vaksin booster, kendalanya di mana dan strategi percepatannya,” ujar Nurhadi.
Sebelumnya, Kemenkes menyebutkan akan mempertimbangkan rencana pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat dengan melihat perkembangan kasus kenaikan angka Covid-19 baik di tingkat nasional maupun global.
“Perencanaan itu sudah ada pertimbangannya di Indonesia. Karena pandemi jangka panjang. Masa aktif atau respons vaksin setelah enam bulan akan menurun,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril.
Berdasarkan pendapat yang disampaikan beberapa pakar epidemiologi, kata Syahril, pandemi Covid-19 di dunia akan berlangsung dalam kurun waktu yang panjang. Atas dasar tersebut, Kemenkes bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) berupaya untuk membahas secara intensif mengenai program vaksinasi dosis keempat untuk masyarakat umum.
“Prioritas terutama pada kelompok berisiko tinggi, tenaga kesehatan, usia lanjut, tenaga pelayanan publik, itu semua ada prioritasnya,” kata Syahril.