Ini Fase II Pembentukan Pembentukan Holding RS BUMN
Penandatanganan akta jual beli antara Pertamedika Indonesia Healthcare Corporation (IHC) dengan 7 rumah sakit BUMN merupakan tindak lanjut pembentukan induk rumah sakit (RS) BUMN. Dan semuanya akan berada dalam grup IHC.
Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, dengan adanya induk RS BUMN itu, maka peran dalam ketahanan kesehatan nasional dapat ditingkatkan melalui 4 objektif strategis. Pertama, penyediaan layanan kesehatan berkualitas; kedua, peningkatan jaringan dan skala; ketiga, pengembangan kapabilitas dan inovasi; keempat, integrasi dan kolaborasi ekosistem kesehatan nasional.
“Dengan semangat yang sama, yaitu memudahkan dan melayani masyarakat Indonesia, saya berpikir bahwa seharusnya seluruh RS milik BUMN dapat dikelola secara profesional dan transparan, dan dipimpin oleh orang yang memiliki expertise di bidang kesehatan. Ini semua sesuai dengan value of synergy and value of creation dan dapat menuju go global yang ditempuh dengan pertukaran tenaga medis ke luar negeri sebagai transfer knowledge,” kata Erick dalam keterangan resminya di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ini merupakan aksi korporasi yang menjadi bagian dari roadmap pembentukan Holding RS BUMN yang telah dimulai sejak 2018 melalui pengambilalihan saham mayoritas Rumah Sakit Pelni. Sebelumnya, pada 30 Juni lalu Pertamedika IHC secara resmi mengambil alih saham 7 RS BUMN sebagai bentuk tindak lanjut dari rencana Erick Thohir untuk mengkonsolidasikan rumah sakit BUMN ke dalam holding.
Adapun 7 perusahaan BUMN tersebut adalah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai pemegang saham PT Krakatau Medika; PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai pemegang saham PT Rumah Sakit Pelabuhan; PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sebagai pemegang saham PT Pelindo Husada Citra; PT Perkebunan Nusantara X sebagai pemegang saham PT Nusantara Medika Utama. Dalam menghadapi rangkaian proses aksi korporasi, Pertamedika IHC didampingi oleh PT Danareksa Sekuritas beserta konsultan pendukung lainnya.
Pertamedika IHC selaku holding rumah sakit BUMN akan menempati peringkat 2 grup rumah sakit dengan jaringan terbesar di Indonesia dengan jumlah lebih dari 4.500 tempat tidur. Pembentukan holding RS BUMN yang memasuki fase kedua ini telah meningkatkan jumlah RS yang akan dikelola di dalam grup IHC dari yang sebelumnya mengelola 14 RS menjadi total 35 RS dan akan terus bertambah setelah selesainya implementasi roadmap holding RS BUMN. Secara konsolidasi, grup RS BUMN diestimasikan memiliki pendapatan usaha mencapai Rp 4,5 tilliun dengan total aset mendekati Rp 5 trilliun.
Dengan adanya penggabungan ini maka akan diterapkan standarisasi kualitas dan operasional layanan di seluruh jaringan RS BUMN. Tak hanya itu integrasi RS BUMN ini akan meningkatkan fokus bisnis dan kualitas pelayanan kesehatan serta menjadikannya pemimpin pasar dalam bisnis rumah sakit di Indonesia.
“Saya harap RS BUMN dapat saling bekerja sama, membangun ekosistem kesehatan yang baik dengan berbagai RS swasta, daerah, dan tentunya memprioritaskan produk-produk dalam negeri. Saya yakin, Insya Allah dengan adanya langkah-langkah peningkatan dan penguatan RS BUMN ini, dampak virus corona terhadap Indonesia dapat kita lalui bersama,” ujar Erick.