Kadin Kubu Anindya Dukung Program Biodiesel B40 untuk Kurangi Ketergantungan Impor

0
35
Reporter: Rommy Yudhistira

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia kubu Anindya Bakrie mendukung program biodiesel B40 yang telah dicanangkan pemerintah. Sebagai informasi, B40 merupakan jenis BBM solar yang dicampur dengan bahan bakar nabati berbasis minyak sawit.

Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia Aryo Djojohadikusumo mengatakan, program B40 berpotensi mengurangi ketergantungan impor. Dengan B40, Indonesia dinilai mampu mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi dalam negeri.

“Program biodiesel B40 adalah solusi strategis yang mampu memberikan efek ganda (multiplier effect) pada berbagai sektor di dalam negeri, mulai dari peningkatan serapan hasil pertanian hingga pengurangan defisit neraca perdagangan melalui efisiensi devisa,” kata Aryo dalam keterangan resminya pada Selasa (7/1).

Program itu, kata Aryo, akan membuka peluang dalam menciptakan lapangan kerja di sektor hulu dan hilir. Industri biodiesel yang berbasis kelapa sawit akan meningkatkan kesejahteraan petani, serta membuka peluang investasi di sektor pengolahan.

Menurut Aryo  hal itu akan sejalan dengan proyeksi Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengenai program B40 yang dapat menyerap 1,95 juta tenaga kerja di sektor on-farm, dan lebih dari 14 ribu pekerja di sektor off-farm.

Baca Juga :   Ketua DPR Berpesan kepada Ketum Kadin, Inilah Pesannya

Karena itu, kata Aryo, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemberian insentif yang tepat untuk konsumen. Sinergi pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat akan menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi tantangan ekonomi ke depan.

“Harga bahan bakar berbasis biodiesel harus kompetitif di pasaran. Subsidi harga atau skema insentif lain perlu dipertimbangkan untuk mendorong daya beli masyarakat,” kata Aryo.

Sementara itu, Ketua Komite Tetap Rencana Strategis Kelembagaan Bidang ESDM Kadin Indonesia M. Maulana menambahkan, pihaknya mendorong pemerintah untuk memberikan insentif bagi produsen biodiesel. Hal itu dilakukan agar produsen tertarik, sehingga meningkatkan kapasitas produksi, sekaligus berinvestasi dalam teknologi pengolahan yang lebih efisien.

Langkah ini, kata Maulana, sejalan dengan program strategis Kadin yang fokus pada pengembangan industri energi terbarukan.

“Kami siap menjadi mitra strategis pemerintah untuk menyelaraskan kebijakan ini dengan roadmap pengembangan ESDM nasional, termasuk memastikan keberlanjutan pasokan bahan baku dan penyerapan pasar domestik,” ujarnya.

Leave a reply

Iconomics